Membatalkan puasa bagi ibu menyusui bukanlah keputusan yang mudah, tetapi dalam kondisi tertentu, hal ini bisa menjadi pilihan terbaik demi kesehatan Bunda dan si kecil. Saat berpuasa, tubuh membutuhkan energi yang cukup untuk tetap memproduksi ASI, tetapi ada kalanya puasa justru membuat Bunda merasa lemas, dehidrasi, atau produksi ASI menurun.
Jika hal ini terjadi, penting bagi Bunda untuk mengenali tanda-tanda tubuh yang tidak lagi mampu berpuasa dengan baik. Yuk, simak tanda-tanda ibu menyusui perlu membatalkan puasa agar kesehatan Bunda dan si kecil tetap terjaga!
Baca Juga: 10 Manfaat Pompa ASI untuk Ibu Menyusui
Tanda-Tanda Ibu Menyusui Perlu Membatalkan Puasa

Saat menjalani puasa, tubuh ibu menyusui tetap membutuhkan asupan nutrisi yang cukup agar produksi ASI tetap lancar dan kesehatan tetap terjaga. Namun, ada kondisi tertentu yang menjadi tanda-tanda ibu menyusui perlu membatalkan puasa demi kesehatan Bunda dan si kecil. Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
1. Produksi ASI Berkurang Drastis
Ketika tubuh kekurangan cairan dan nutrisi selama puasa, produksi ASI bisa menurun. Jika Bunda merasa payudara tidak terisi seperti biasanya atau bayi tampak tidak puas setelah menyusu, ini bisa menjadi tanda bahwa tubuh tidak cukup terhidrasi dan perlu segera mendapatkan asupan makanan serta minuman.
2. Dehidrasi Parah
Puasa bisa menyebabkan dehidrasi jika asupan cairan saat sahur dan berbuka tidak mencukupi. Tanda-tanda dehidrasi pada ibu menyusui antara lain:
- Merasa sangat haus dan lemas.
- Bibir dan kulit terasa kering.
- Urine berwarna gelap dan jumlahnya sangat sedikit.
- Pusing atau merasa hampir pingsan.
Jika mengalami gejala ini, Bunda sebaiknya segera membatalkan puasa untuk menghindari risiko yang lebih serius.
3. Bayi Tampak Rewel dan Tidak Cukup Menyusu
Jika si kecil terlihat lebih rewel, terus menangis, atau tampak tidak puas saat menyusu, bisa jadi ASI yang diproduksi tidak mencukupi. Kurangnya asupan ASI dapat berdampak pada pertumbuhan bayi, sehingga penting bagi Bunda untuk memastikan bayi tetap mendapatkan nutrisi yang cukup.
4. Ibu Merasa Sangat Lemas dan Tidak Bertenaga
Saat tubuh tidak mendapatkan cukup energi selama puasa, Bunda bisa merasa sangat lemas, sulit berkonsentrasi, atau bahkan merasa hampir pingsan. Jika kondisi ini terjadi, puasa bisa membahayakan kesehatan dan sebaiknya segera dibatalkan agar tubuh kembali mendapatkan energi yang cukup.
5. Penurunan Berat Badan yang Signifikan
Menjalani puasa saat menyusui bisa menyebabkan penurunan berat badan yang drastis jika tubuh tidak mendapatkan asupan kalori yang cukup. Jika dalam waktu singkat berat badan turun secara drastis dan tubuh terasa semakin lemah, sebaiknya Bunda mempertimbangkan untuk tidak berpuasa demi menjaga kesehatan jangka panjang.
6. Mual, Muntah, atau Sakit Kepala Berlebihan
Jika Bunda merasa mual, muntah, atau sakit kepala parah saat berpuasa, ini bisa menjadi tanda bahwa tubuh mengalami ketidakseimbangan elektrolit. Kondisi ini dapat memperburuk kesehatan dan memengaruhi produksi ASI, sehingga sebaiknya segera berbuka dan mengonsumsi makanan bergizi.
7. Bayi Jarang Buang Air Kecil
ASI adalah sumber utama cairan bagi bayi, sehingga jika bayi jarang buang air kecil, bisa jadi ia mengalami dehidrasi karena kurangnya asupan ASI. Jika popok bayi tetap kering selama beberapa jam atau urine bayi tampak lebih pekat, ini adalah tanda bahwa ia tidak mendapatkan cukup cairan, dan Bunda sebaiknya mempertimbangkan untuk berbuka demi memastikan si kecil tetap terhidrasi.
Baca Juga: Cara Mengajarkan Konsep Puasa pada Anak
Bunda tetap bisa menjalani puasa saat menyusui, tetapi jika mengalami tanda-tanda ibu menyusui perlu membatalkan puasa seperti dehidrasi, produksi ASI berkurang, atau tubuh terasa sangat lemas, maka sebaiknya segera berbuka untuk menjaga kesehatan Bunda dan bayi.
Islam memberikan keringanan bagi ibu menyusui untuk tidak berpuasa jika berdampak buruk pada kesehatan. Jadi, selalu dengarkan sinyal tubuh dan pastikan kondisi tetap prima saat menjalani ibadah puasa!