Mengajarkan anak menulis untuk pertama kali bisa jadi momen yang seru sekaligus menantang, ya, Bunda. Tak jarang si kecil mudah bosan, enggan memegang pensil, atau malah lebih senang mencoret-coret meja daripada bukunya. Tapi tenang, semua itu wajar kok!
Hal yang terpenting, Bunda tahu cara yang tepat agar proses belajar menulis jadi menyenangkan dan tidak membuat anak merasa tertekan. Yuk, simak panduan lengkap cara mengajarkan anak menulis pertama kali dengan metode yang mudah, menyenangkan, dan sesuai dengan usianya!
Baca Juga: Cara Mendidik Anak Berkata Jujur, Ikuti Bun!
Kapan Waktu yang Tepat Mengajarkan Anak Menulis?

Bunda, waktu terbaik untuk mulai mengajarkan anak menulis biasanya saat anak memasuki usia 3 hingga 5 tahun. Namun, setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda, jadi yang paling penting bukan hanya usianya, tapi tanda-tanda kesiapan yang ditunjukkan oleh anak.
Beberapa tanda anak siap belajar menulis antara lain:
- Anak mulai tertarik mencoret-coret di kertas, tembok, atau papan tulis.
- Anak bisa memegang pensil atau krayon dengan cukup kuat, walau belum sempurna.
- Anak sudah bisa duduk tenang selama beberapa menit dan fokus pada satu kegiatan.
- Anak mulai mengenali huruf atau tertarik pada tulisan, terutama nama sendiri.
Sebelum masuk ke latihan menulis, sebaiknya Bunda latih dulu motorik halusnya lewat aktivitas sederhana seperti meronce, menyusun balok, atau bermain playdough. Saat anak sudah menunjukkan minat dan kemampuan dasar tersebut, itulah momen terbaik untuk mulai mengenalkan aktivitas menulis dengan cara yang seru dan bertahap.
Cara Mengajarkan Anak Menulis Pertama Kali

Mengajarkan anak menulis untuk pertama kali memang butuh kesabaran dan kreativitas, ya, Bunda. Tak semua anak langsung tertarik duduk manis dengan pensil di tangan. Tapi jangan khawatir, proses belajar menulis bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan asalkan dilakukan dengan cara yang tepat dan sesuai usia si kecil. Berikut ini langkah-langkah mudah untuk membantu anak mulai belajar menulis dengan senang hati!
1. Mulai dari Kegiatan Motorik Halus
Sebelum mengajarkan anak menulis, anak perlu melatih kekuatan tangan dan jari-jarinya terlebih dahulu, ya Bunda. Aktivitas seperti meronce, menyusun balok, mencetak kue, atau bermain plastisin sangat bermanfaat. Semua kegiatan ini membantu memperkuat otot-otot kecil yang digunakan saat menulis. Saat otot tangan kuat, anak lebih siap memegang pensil.
Anak juga jadi lebih terkoordinasi dalam menggerakkan jemarinya. Bunda bisa mengajak si kecil melakukan permainan ini setiap hari. Lakukan sambil bersantai dan bercanda agar anak tidak bosan. Saat motorik halus terlatih, proses belajar menulis akan terasa lebih mudah dan menyenangkan untuk anak.
2. Ajarkan Cara Memegang Pensil yang Benar
Cara memegang pensil sangat penting untuk kenyamanan anak saat menulis. Pegangan yang benar juga mencegah tangan cepat lelah. Ajarkan anak memegang pensil dengan tiga jari, yaitu ibu jari, telunjuk, dan jari tengah. Pegangan ini biasa disebut tripod grip. Gunakan pensil segitiga atau tambahan grip agar lebih mudah digenggam.
Bunda bisa memberi contoh langsung sambil membimbing tangan anak. Jangan terburu-buru, lakukan secara bertahap dan dengan suasana santai. Jika anak sudah terbiasa, menulis jadi terasa lebih nyaman. Pegangan yang benar akan membantu anak menulis lebih rapi dan tidak mudah frustrasi.
3. Latih Menebalkan Garis dan Bentuk Dasar
Sebelum anak mengenal huruf, latih dulu dengan garis dan bentuk dasar. Misalnya, garis lurus, melengkung, dan zig-zag. Gunakan media yang menyenangkan seperti worksheet, papan tulis, atau pasir. Kegiatan ini membantu koordinasi antara mata dan tangan anak. Selain itu, anak belajar mengontrol arah gerakan saat menulis.
Jangan lupa beri contoh sebelum anak mencobanya sendiri. Lakukan secara rutin, tapi tetap santai dan tidak memaksa. Setelah lancar, anak akan lebih mudah meniru bentuk huruf. Ini adalah fondasi penting dalam proses belajar menulis yang menyenangkan dan bertahap.
4. Mulai dari Huruf Kapital dan Nama Sendiri
Huruf kapital lebih mudah dikenali dan ditulis oleh anak-anak. Bentuknya tegas dan tidak banyak lengkungan rumit. Mulailah dengan huruf-huruf dari nama anak sendiri. Misalnya, jika namanya Ayu, ajarkan huruf A terlebih dahulu. Anak biasanya antusias saat belajar menulis namanya sendiri.
Bunda bisa bantu dengan membuat titik-titik panduan agar lebih mudah. Gunakan kertas warna atau kartu huruf untuk membuat kegiatan lebih menarik. Mengaitkan menulis dengan identitas diri bisa meningkatkan rasa percaya diri anak. Belajar jadi terasa lebih bermakna karena dimulai dari hal yang dekat dengan keseharian mereka.
5. Jadikan Menulis sebagai Aktivitas Seru
Anak-anak suka belajar sambil bermain, jadi buatlah kegiatan menulis terasa seperti permainan. Coba ajak anak menulis huruf di pasir, cat air, atau pakai jari di tepung. Gunakan mainan huruf dari plastisin atau kartu warna. Bunda juga bisa membuat cerita pendek bergambar lalu minta anak menuliskan satu kata.
Semakin menyenangkan suasananya, anak akan semakin semangat belajar menulis. Jangan batasi hanya di meja belajar. Belajar bisa dilakukan sambil duduk di lantai atau di halaman rumah. Suasana seru dan bebas tekanan membuat proses belajar lebih efektif.
6. Lakukan Secara Konsisten tapi Singkat
Konsistensi lebih penting daripada durasi panjang, Bunda. Anak cukup belajar menulis selama 10–15 menit setiap hari. Waktu singkat ini menjaga fokus anak tetap baik. Jika anak mulai bosan atau lelah, sebaiknya istirahat dulu. Jangan dipaksa, karena bisa membuat anak trauma. Fokuslah pada proses, bukan hasil akhir.
Bila dilakukan dengan sabar dan konsisten, kemampuan menulis anak akan berkembang alami. Jadikan rutinitas ringan yang menyenangkan. Misalnya, setelah sarapan atau sebelum tidur. Dengan cara ini, anak jadi terbiasa menulis tanpa merasa tertekan.
7. Beri Apresiasi dan Pujian
Setiap usaha anak pantas diapresiasi, meski hasil tulisannya belum sempurna. Berikan pujian seperti “Wah, kamu hebat!” atau “Bunda bangga kamu mau mencoba.” Pujian sederhana membuat anak merasa dihargai. Anak juga jadi lebih percaya diri untuk terus belajar. Hindari terlalu sering mengoreksi atau membandingkan dengan anak lain.
Fokus pada kemajuan sekecil apa pun yang anak tunjukkan. Bunda juga bisa memberikan stiker lucu sebagai bentuk motivasi. Dengan dorongan positif, anak akan merasa belajar menulis adalah kegiatan yang menyenangkan dan membanggakan.
8. Membacakan Buku Cerita
Membacakan buku cerita sejak dini bukan hanya bermanfaat untuk bahasa, tapi juga untuk minat menulis anak. Anak yang sering mendengar cerita akan terbiasa dengan kosakata dan struktur kalimat. Ia juga belajar mengenali huruf dan bentuk tulisan dari halaman buku.
Saat Bunda menunjuk kata sambil membacanya, anak jadi tahu bahwa tulisan punya arti. Aktivitas ini menumbuhkan rasa ingin tahu si kecil terhadap tulisan. Anak pun tertarik mencoba menirukan huruf yang dilihat. Pilih buku dengan gambar menarik dan teks sederhana. Bacakan secara rutin sebelum tidur atau saat santai. Kebiasaan ini bisa membuat anak semangat belajar menulis karena terbiasa dengan cerita.
Baca Juga: Cara Mengajarkan Anak Pakai Sepatu Sendiri
Mengajarkan anak menulis memang butuh waktu dan kesabaran, tapi dengan cara yang menyenangkan dan bertahap, si kecil bisa belajar tanpa tekanan. Jangan lupa, Bunda setiap goresan awal adalah langkah besar menuju masa depan yang cerah. Tetap semangat dan nikmati proses belajarnya bersama, ya!