Seringkali, setelah menyusui, ada sisa ASI yang masih tertinggal di botol dan membuat Bunda bertanya-tanya, apakah ASI tersebut masih aman untuk diberikan kembali ke bayi? Meskipun ASI sangat baik untuk bayi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat hendak memberikan ASI yang sudah sempat diberikan dan masih tersisa.
Dalam artikel ini, Bunda akan mengetahui apakah aman memberikan ASI yang sudah sempat diberikan kembali ke bayi, serta cara menyimpannya dengan benar agar tetap higienis dan berkualitas. Baca terus untuk mendapatkan penjelasan yang jelas mengenai hal ini!
Baca Juga: Ini Perbedaan Pompa Air Susu Ibu Manual dan Elektrik
Apakah Aman Memberikan Kembali ASI Sisa ke Bayi?

Memberikan kembali ASI sisa ke bayi sering kali menjadi pertanyaan bagi banyak ibu, terkait dengan keamanan dan kualitas ASI. Secara umum, ASI yang sudah sempat diberikan ke bayi dan kemudian disimpan dengan benar, masih bisa diberikan kembali. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Jika ASI dibiarkan di suhu ruangan lebih dari dua jam, sebaiknya tidak diberikan kembali. Ini karena risiko bakteri yang berkembang dan dapat membahayakan bayi. Sebaliknya, jika ASI disimpan dengan benar di kulkas atau freezer, ASI tersebut tetap aman untuk diberikan kembali. ASI yang disimpan di kulkas (4°C) bisa bertahan sekitar 24 jam. Sementara itu, ASI yang disimpan di freezer bisa bertahan lebih lama, yaitu hingga 3-6 bulan, tergantung suhu freezer.
Penting untuk memastikan ASI yang disimpan tidak terkontaminasi. Selain itu, pastikan ASI tidak dipanaskan lebih dari sekali. Setelah dipanaskan, ASI sebaiknya langsung diberikan kepada bayi dan tidak disimpan kembali. Jika ASI sudah terkontaminasi atau ada perubahan bau, warna, atau tekstur, sebaiknya tidak diberikan kepada bayi.
Untuk memastikan keamanan, Bunda perlu memperhatikan waktu penyimpanan dan suhu penyimpanan ASI. Jika ragu, berkonsultasi dengan ahli laktasi atau dokter bisa memberikan informasi lebih lanjut mengenai cara terbaik memberikan ASI perah dengan aman.
Tanda-Tanda ASI yang Tidak Lagi Aman untuk Diberikan ke Bayi

Menyimpan dan memberikan ASI perah (ASIP) memang memudahkan Bunda, tetapi kesalahan penyimpanan bisa membuat ASI tidak layak pakai. Mengabaikan tanda-tanda kerusakan ASI dapat membahayakan pencernaan dan kesehatan si kecil. Berikut ini beberapa tanda ASI yang sudah tidak lagi aman untuk diberikan ke bayi.
1. Bau dan Aroma yang Berubah
ASI segar memiliki aroma netral atau sedikit manis. Jika ASI berbau asam, tengik, atau amis, ini menandakan bakteri sudah berkembang. Hindari memberikan ASI yang baunya mencurigakan karena bisa memicu keracunan atau gangguan pencernaan bayi.
2. Perubahan Warna ASI
Warna ASI biasanya putih atau kekuningan pucat. Jika ASI berubah menjadi kehijauan, abu-abu, atau cokelat, bisa jadi sudah terkontaminasi atau mulai rusak. Warna yang tidak normal menunjukkan kualitas ASI sudah menurun dan tidak aman bagi bayi.
3. Tekstur yang Tidak Lancar
ASI segar akan mengalir bebas saat dituangkan. Jika ASI terasa kental, berbutir, atau tampak berlemak menggumpal, kualitasnya sudah berubah. Tekstur seperti ini menunjukkan lemak terpisah atau penumpukan bakteri, sehingga ASI sebaiknya tidak diberikan.
4. Adanya Endapan atau Partikel
Kadang ASI menyisakan lapisan lemak atau partikel di dasar botol setelah didiamkan. Namun endapan yang terlihat kotor, berjamur, atau berwarna gelap menandakan kontaminasi. ASI dengan endapan mencurigakan tidak boleh dipakai untuk mencegah infeksi pada bayi.
5. Melebihi Batas Waktu Penyimpanan
ASI yang dibiarkan pada suhu ruang lebih dari 2 jam, atau tersimpan di kulkas lebih dari 24 jam, sudah tidak aman lagi. Begitu pula ASI yang disimpan di freezer lebih dari 3–6 bulan, bergantung suhu. Pastikan selalu memeriksa durasi penyimpanan sebelum memberikan ASI.
Baca Juga: Cara Penyimpanan ASI dengan Kantong ASI dan Cooler Bag GabaG
Memberikan ASI sisa ke bayi memang bisa dilakukan, asalkan ASI tersebut disimpan dengan benar dan masih dalam batas waktu yang aman. Perhatikan tanda-tanda ASI yang sudah tidak layak pakai, seperti perubahan bau, warna, atau tekstur.
Untuk memastikan kualitas dan keamanan, pastikan ASI disimpan dalam kondisi yang tepat dan diberikan sesuai pedoman yang ada. Jika ragu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau konselor laktasi agar pemberian ASI tetap optimal.





