Pumping saat mastitis sering jadi dilema bagi banyak Bunda yang sedang menyusui. Di satu sisi, payudara terasa nyeri dan bengkak, tapi di sisi lain ASI terus diproduksi dan perlu dikeluarkan. Rasa sakit saat menyusui atau memompa pun bisa membuat Bunda ragu, apakah tindakan tersebut aman atau justru memperburuk kondisi?
Nah, daripada menebak-nebak, lebih baik Bunda pahami dulu apa yang sebenarnya boleh dan tidak saat mengalami mastitis. Untuk itu, Bunda wajib menyimak artikel ini hingga akhir, ya!
Baca Juga: Perlukah Ibu Menyusui Pakai Sunscreen Setiap Hari?
Apakah Boleh Pumping saat Mastitis?

Pertanyaan terbesar yang mungkin terpikirkan oleh Bunda ketika masa menyusui adalah apakah boleh pumping saat mastitis? Jawabannya, ya, pumping saat mastitis justru boleh dan disarankan, Bunda.
Seperti yang Bunda ketahui mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara yang biasanya disebabkan oleh saluran ASI yang tersumbat atau infeksi bakteri. Nah, salah satu cara untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan mengosongkan payudara secara rutin.
Namun, jika Bunda merasa terlalu nyeri untuk menyusui langsung, memompa ASI bisa menjadi alternatif yang Bunda coba. Dengan pumping, ASI tetap keluar sehingga tidak memperparah penyumbatan dan mencegah terbentuknya abses. Pastikan Bunda menggunakan pompa dengan pengaturan lembut dan lakukan dengan hati-hati agar tidak menambah rasa sakit.
Baca Juga: Power Pumping dan Cluster Pumping, Mana yang Lebih Baik?
Manfaat Pumping saat Mengalami Mastitis

Meskipun mungkin terasa nyeri saat menyusui atau pumping ketika mastitis, ternyata menyusui atau pumping memiliki manfaat untuk membantu proses pemulihan mastitis itu sendiri, lho Moms. Berikut ini beberapa manfaat penting yang bisa Bunda rasakan:
1. Mencegah Saluran ASI Semakin Tersumbat
Saat mastitis terjadi, salah satu penyebab utamanya adalah saluran ASI yang tersumbat. Sehingga, pumping secara rutin membantu mendorong ASI keluar menjadi lebih lancar. Jika ASI terus-menerus tertahan, sumbatan ini bisa membesar dan memperparah peradangan di payudara.
Dengan tetap melakukan pumping, Bunda membantu menjaga saluran susu tetap terbuka dan lancar. Ini juga mencegah peradangan meluas ke area lain di payudara. Semakin cepat ASI dikeluarkan, semakin besar kemungkinan mastitis bisa cepat mereda tanpa komplikasi tambahan yang mengganggu kenyamanan saat menyusui.
2. Mengurangi Tekanan dan Nyeri pada Payudara
Mastitis menyebabkan payudara terasa penuh, tegang, dan nyeri, terutama saat ditekan atau disentuh. Kondisi ini membuat Bunda merasa tidak nyaman, bahkan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Dengan pumping, tekanan dalam payudara perlahan berkurang karena ASI dikeluarkan.
Tekanan yang berkurang juga ikut meredakan rasa nyeri yang dirasakan. Meski awalnya mungkin terasa sedikit sakit saat memompa, manfaat jangka panjangnya bisa membuat payudara terasa lebih ringan. Semakin teratur pumping dilakukan, semakin cepat Bunda bisa merasakan kenyamanan dan kembali menyusui tanpa hambatan.
3. Mencegah Terbentuknya Abses
Jika mastitis tidak ditangani dengan benar, infeksi bisa berkembang menjadi abses, yaitu penumpukan nanah yang memerlukan tindakan medis. Abses dapat membuat Bunda harus menjalani pengobatan antibiotik bahkan operasi kecil untuk mengeluarkan nanah. Salah satu cara mencegah hal ini terjadi adalah dengan pumping secara teratur agar ASI tidak terus menumpuk.
4. Menjaga Produksi ASI Tetap Stabil
Saat mastitis menyerang, banyak Bunda merasa enggan menyusui karena rasa sakit yang muncul. Sayangnya, jika ASI tidak terus dikeluarkan, tubuh akan menurunkan produksi secara alami. Pumping bisa menjadi solusi agar produksi ASI tetap stabil meskipun Bunda sedang tidak bisa menyusui langsung.
Dengan mengosongkan payudara secara rutin, tubuh akan tetap menerima sinyal untuk memproduksi ASI. Ini penting agar anak tetap bisa mendapatkan asupan ASI, dan Bunda tidak mengalami penurunan pasokan secara drastis setelah masa mastitis berakhir.
5. Mempercepat Proses Pemulihan
Salah satu kunci utama penyembuhan mastitis adalah memastikan ASI terus dikeluarkan agar tidak menumpuk. Pumping membantu memperlancar aliran ASI dan mencegah peradangan semakin parah. Dengan payudara yang lebih kosong, tubuh lebih mudah meredakan peradangan dan memperbaiki jaringan yang rusak.
Selain itu, rutinitas pumping juga bisa membantu menghilangkan sumbatan yang menjadi pemicu awal mastitis. Bunda pun bisa merasa lebih nyaman dan pulih lebih cepat, sehingga proses menyusui bisa kembali dilakukan dengan lancar dan tanpa rasa sakit yang mengganggu.
Tips Aman Pumping saat Mastitis

Karena rasa ketidaknyamanan yang Bunda rasakan, mungkin Bunda perlu berhati-hati ketika pumping saat mastitis. Dengan mengetahui cara pumping saat mastitis yang tepat dapat membantu Bunda mengurangi tingkat keparahan kondisi mastitis yang dialami.
Untuk itu, ada beberapa cara yang mungkin bisa Bunda ikuti guna mengurangi rasa nyeri yang Bunda rasakan:
1. Gunakan Pengaturan Pompa yang Lembut
Saat mengalami mastitis, jaringan payudara sedang meradang dan sangat sensitif. Karena itu, hindari pengaturan pompa yang terlalu kuat atau cepat. Pilih level hisapan paling rendah terlebih dahulu, lalu sesuaikan secara perlahan jika dirasa masih nyaman. Pompa yang terlalu keras justru bisa memperparah nyeri dan membuat payudara semakin bengkak.
2. Kompres Hangat Sebelum Pumping
Sebelum mulai memompa, Bunda bisa mengompres area payudara yang nyeri dengan handuk hangat selama 5–10 menit. Kompres hangat membantu melancarkan aliran ASI, meredakan pembengkakan, dan membuat proses pumping terasa lebih nyaman. Hindari suhu yang terlalu panas, ya, cukup hangat saja agar kulit tidak iritasi.
3. Lakukan Pijatan Lembut Selama atau Sebelum Pumping
Memijat lembut payudara dari arah luar ke puting bisa membantu melancarkan ASI yang tersumbat. Gerakan memijat ini juga bisa membantu mengurangi rasa nyeri. Bunda bisa melakukan pijatan ini dengan ujung jari secara perlahan sebelum atau selama pumping. Hindari menekan terlalu keras karena bisa memperparah peradangan.
4. Jaga Kebersihan Pompa dan Puting
Karena mastitis bisa melibatkan infeksi, kebersihan alat menjadi sangat penting. Pastikan pompa ASI dibersihkan dan disterilkan setelah digunakan. Selain itu, bersihkan puting sebelum dan sesudah pumping agar tidak terjadi infeksi tambahan dari kuman atau bakteri yang menempel.
5. Istirahat Cukup dan Konsumsi Cairan yang Banyak
Selain pumping, pemulihan mastitis juga memerlukan istirahat dan asupan cairan yang cukup. Minum air putih yang banyak dapat membantu menjaga produksi ASI tetap lancar. Jangan memaksakan diri untuk terus aktif saat tubuh terasa lemah. Istirahat membantu tubuh melawan infeksi dan mempercepat penyembuhan.
Baca Juga: Ini Tips Pumping ASI Sambil Tiduran yang Benar!
Bunda, meski mastitis bisa terasa menyakitkan, bukan berarti harus berhenti mengASIhi. Justru pumping saat mastitis bisa membantu meredakan nyeri dan mempercepat pemulihan. Dengan teknik yang tepat dan perawatan yang baik, Bunda tetap bisa menjaga produksi ASI sekaligus mendukung kesehatan payudara.
Jangan ragu untuk meminta bantuan dokter atau konselor laktasi bila keluhan terus berlanjut, agar Bunda bisa tetap semangat memberikan ASI terbaik untuk anak, ya Bun!





