Perjalanan menyusui adakalanya tidak selalu mulus ya, Bunda. Ada kalanya Bunda harus memerah ASI untuk stok, terutama saat harus bekerja, bepergian, atau butuh istirahat sebentar. Salah satu cara terbaik agar stok ASI tetap awet dengan membekukannya di freezer. Namun, setelah ASI beku disimpan, Bunda juga perlu tahu cara mencairkan ASI beku dengan benar supaya kualitas dan nutrisinya tetap terjaga.
Thawing ASI atau cara mencairkan ASI beku dengan benar bukan sekadar memindahkan ASIP dari freezer lalu langsung dihangatkan. Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan, mulai dari mengecek tanggal simpan, cara thawing, sampai aturan waktu penggunaan. Dengan begitu, nutrisi penting di dalam ASI tetap utuh dan bayi bisa mendapat manfaat maksimal.
Baca juga: 7 Perbedaan ASI Basi VS ASI Segar
ASI yang disimpan di freezer memang tahan lama, bahkan bisa sampai berbulan-bulan. Tapi ketika waktunya digunakan, proses pencairan tidak boleh sembarangan. Jika salah langkah, ASI bisa rusak, rasanya berubah, bahkan nutrisinya bisa berkurang. Karena itu, Bunda wajib memahami manajemen ASIP dengan tepat. Cek di sini selengkapnya ya!
5 Cara Mencairkan ASI Beku dengan Benar

Berikut lima cara aman dan praktis yang bisa Bunda lakukan untuk memastikan ASIP beku kembali siap diminum si kecil dengan kualitas terbaik.
1. Pindahkan ASI Beku ke Chiller (Metode Lambat)
Cara paling aman untuk mencairkan ASI adalah memindahkannya dari freezer ke bagian bawah kulkas atau chiller. Proses ini memang butuh waktu lama, biasanya 12–24 jam, tapi sangat dianjurkan karena menjaga kualitas ASI tetap stabil.
Baca juga: Cara Mencairkan ASI Beku dengan Bottle Warmer
Bunda cukup mengambil kantong atau botol ASI beku, lalu letakkan di rak bagian belakang kulkas. Jangan ditaruh di pintu kulkas karena suhu di area pintu mudah berubah setiap kali dibuka. Dengan metode lambat ini, ASI mencair secara perlahan tanpa perubahan suhu yang drastis, sehingga kandungan nutrisinya tetap terjaga.
Setelah cair, ASI bisa bertahan di kulkas selama 24 jam. Jika Bunda belum ingin langsung memberikannya pada bayi, simpan di chiller terlebih dahulu. Namun, jangan biarkan terlalu lama karena risiko kontaminasi bakteri tetap ada.
2. Rendam ASI dalam Air Dingin
Jika Bunda tidak sempat menunggu semalaman, ada metode lain yang bisa dicoba, yaitu merendam wadah ASI dalam air dingin. Caranya, siapkan baskom berisi air dingin, lalu masukkan kantong atau botol ASIP beku ke dalamnya. Biarkan hingga mulai mencair.
Metode ini lebih cepat dibandingkan memindahkan ke chiller, tapi tetap aman karena tidak menggunakan suhu tinggi. ASI yang mencair dengan cara ini bisa langsung dipindahkan ke chiller jika belum diminum bayi.
Baca juga: Cara Mencairkan ASI dari Kantong ASI yang Benar!
Pastikan wadah ASI tertutup rapat dan tidak bocor, supaya air dari baskom tidak bercampur dengan ASIP.
3. Gunakan Air Hangat (Metode Cepat)
Untuk kondisi mendesak, misalnya bayi sudah menangis karena lapar, Bunda bisa menggunakan metode air hangat. Caranya, siapkan wadah berisi air hangat (bukan panas mendidih), lalu rendam botol atau kantong ASI di dalamnya.
Biarkan beberapa menit, goyangkan perlahan wadah ASI agar lapisan lemak yang terpisah kembali tercampur. Jangan mengocok terlalu keras, cukup digoyang dengan lembut. Setelah tidak ada es yang tersisa, cek suhunya dengan meneteskan sedikit ASI ke pergelangan tangan. Jika suhunya hangat kuku, ASI siap diberikan ke bayi.
Ingat ya Bunda, jangan pernah merendam ASI dalam air panas mendidih, karena suhu tinggi bisa merusak protein dan antibodi alami dalam ASI.
Baca juga: Cara Mencairkan ASI Beku dengan Bottle Warmer
4. Gunakan Bottle Warmer
Bunda yang sering memerah ASI mungkin merasa bottle warmer sangat membantu. Alat ini dirancang khusus untuk menghangatkan ASIP dengan suhu yang aman. Cukup masukkan botol atau kantong ASI, lalu atur suhu sesuai petunjuk.
Baca juga: Tips Menyimpan FIFO LIFO ASI Perah agar ASI Tidak Basi
Bottle warmer menjaga suhu air tetap stabil sehingga ASI mencair lebih cepat tanpa risiko kepanasan. Dengan cara ini, Bunda lebih hemat waktu dan tidak perlu repot menyiapkan baskom air hangat. Selain itu, penggunaan bottle warmer juga lebih higienis karena wadah ASI tidak langsung bersentuhan dengan air luar.
5. Jangan Gunakan Microwave atau Kompor
Poin terakhir ini sangat penting untuk ditekankan. Banyak orang berpikir praktis dengan mencairkan ASI menggunakan microwave atau memanaskannya di kompor. Padahal, cara ini bisa merusak kandungan nutrisi ASI. Suhu yang terlalu tinggi membuat protein, enzim, dan antibodi dalam ASI hilang fungsinya.
Selain itu, pemanasan tidak merata pada microwave juga bisa membuat ASI terlalu panas di beberapa bagian, sehingga berisiko melukai mulut bayi. Jadi, Bunda sebaiknya menghindari cara ini sama sekali.
Hal-Hal Penting Saat Mencairkan ASI Beku
Selain memahami cara mencairkan ASI beku dengan benar, ada beberapa aturan tambahan yang perlu Bunda ingat:
- Gunakan ASIP berdasarkan label tanggal. Pakai prinsip “first in, first out” (FIFO), gunakan ASI yang paling lama disimpan terlebih dahulu.
- ASI yang sudah cair tidak boleh dibekukan ulang. Jadi jika sudah mencair, segera gunakan dalam waktu maksimal 24 jam.
- Sisa ASI harus dibuang. Jika bayi tidak menghabiskan ASI dalam botol setelah 2 jam di suhu ruang, sisanya tidak boleh diberikan lagi.
- Periksa suhu sebelum diberikan dengan teteskan sedikit ASI di pergelangan tangan untuk memastikan suhunya aman bagi bayi.
Kenapa Penting Mencairkan ASI dengan Benar?
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, mengandung antibodi, protein, dan nutrisi penting yang tidak bisa digantikan oleh susu formula. Jika cara penyimpanan dan pencairannya salah, kualitas ASI bisa menurun drastis. Bayi mungkin tetap kenyang, tapi manfaat optimalnya tidak akan didapatkan.
Baca juga: Berapa Lama ASI Disimpan di Suhu Ruangan?
Dengan memahami cara mencairkan ASI beku dengan benar, Bunda sebenarnya sedang menjaga kesehatan bayi. ASI yang terjaga nutrisinya akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh si kecil, mendukung tumbuh kembangnya, sekaligus mempererat ikatan batin dengan Bunda.
Kesalahan dalam Mencairkan ASI
Banyak Bunda yang mungkin tanpa sadar melakukan kesalahan kecil dalam manajemen ASIP. Misalnya, mencampur ASI baru dengan ASI yang sudah cair, atau membiarkan ASI terlalu lama di suhu ruang. Kesalahan lain yang cukup sering terjadi adalah mengocok ASI dengan keras supaya cepat tercampur. Padahal, cara ini bisa merusak komponen penting dalam ASI.
Itulah kenapa edukasi tentang manajemen ASIP sangat penting. Dengan pengetahuan yang tepat, Bunda bisa lebih percaya diri dan tenang saat harus memberikan ASI perah kepada bayi.
Baca juga: Cara Menyimpan ASI saat Mati Lampu Listrik
Menyediakan stok ASI perah adalah langkah bijak untuk mendukung kebutuhan si kecil, terutama bagi Bunda yang aktif bekerja atau sering bepergian. Namun, ingatlah bahwa menyimpan ASI saja tidak cukup. Bunda juga harus tahu cara mencairkan ASI beku dengan benar agar nutrisi dan manfaatnya tetap terjaga.
Tidak sulit kan memindahkan ke chiller, merendam di air dingin, menggunakan air hangat, memanfaatkan bottle warmer, dan menghindari microwave untuk mencairkan ASI dengan baik. Dengan manajemen ASIP yang tepat, bayi tetap bisa merasakan manfaat penuh dari ASI meski tidak menyusu langsung. Dalam proses pencairan ASI beku harus dipelajari, karena setiap tetesnya sangat berharga untuk tumbuh kembang buah hati.





