Bunda pasti setuju kalau senyum manis si kecil adalah kebahagiaan terbesar. Nah, di balik senyum itu ada hal penting yang nggak boleh disepelekan, yaitu gigi susu anak. Meski sifatnya sementara, gigi susu berperan besar untuk tumbuh kembang anak, termasuk untuk mengunyah makanan, berbicara jelas, hingga membentuk susunan gigi permanen yang rapi nantinya.
Sayangnya, masih banyak orang tua yang menganggap gigi susu anak nggak begitu penting karena nantinya akan tanggal juga. Padahal, jika dibiarkan rusak atau berlubang, gigi susu bisa bikin si kecil sakit, susah makan, bahkan mengganggu pertumbuhan gigi tetapnya. Karena itu, merawat gigi susu anak sejak dini adalah investasi penting untuk masa depan kesehatan si kecil.
Di artikel ini, GabaG akan bahas lengkap mulai dari perkembangan gigi susu anak, masalah gigi yang sering terjadi, sampai cara merawatnya. Jadi, Bunda bisa lebih siap menjaga senyum sehat si kecil setiap hari. Cek di sini ya!
Perkembangan Gigi Susu Anak
Tahukah Bunda kalau sebenarnya gigi si kecil sudah terbentuk sejak dalam kandungan? Hanya saja memang belum terlihat karena masih tersembunyi di balik gusi. Biasanya, ketika bayi memasuki usia sekitar 3 bulan, ia mulai masuk fase oral. Air liur jadi lebih banyak keluar karena tubuh sedang mempersiapkan pertumbuhan gigi.
Gigi pertama biasanya muncul di usia 6 bulan, dengan gigi seri bawah sebagai yang paling sering tumbuh duluan. Setelah itu, gigi seri atas biasanya menyusul di usia 9–13 bulan, lalu gigi seri bawah di usia 10–16 bulan. Proses ini berlanjut ke gigi geraham pertama (13–19 bulan di atas, 14–18 bulan di bawah), gigi taring (16–22 bulan di atas, 17–23 bulan di bawah), hingga akhirnya gigi geraham kedua yang tumbuh pada usia 23–33 bulan.
Baca juga: Waspadai Bahaya Sakit Gigi Saat Hamil, Wajib Bunda Tahu!
Kalau anak Bunda mulai rewel di usia-usia ini, bisa jadi karena rasa tidak nyaman akibat giginya tumbuh. Bunda bisa membantu dengan memberikan teether atau makanan dingin agar si kecil merasa lebih tenang. Perlu diingat, semua anak punya waktu tumbuh gigi yang berbeda-beda, jadi nggak perlu khawatir kalau urutannya sedikit bergeser dari teori.
Masalah Gigi Anak yang Sering Terjadi
Walaupun sementara, kesehatan gigi susu sangatlah penting. Beberapa masalah yang sering muncul pada gigi susu anak adalah karies atau gigi berlubang. Hal ini biasanya dipicu oleh kebiasaan makan makanan manis berlebihan serta kurangnya kebiasaan menyikat gigi.
Ada juga kondisi yang disebut Early Childhood Caries (ECC), yaitu gigi berlubang parah sejak usia dini. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menimbulkan infeksi, abses, hingga pembengkakan gusi yang menyakitkan bagi anak. Selain itu, gigi susu yang copot terlalu cepat bisa menyebabkan gigi permanen tumbuh tidak rata karena kehilangan “penjaga jalur” tumbuhnya.
Baca juga: Cara Mengatasi Puting Terluka Akibat Gigitan Bayi
Masalah lain yang cukup sering terjadi adalah perubahan warna gigi, biasanya karena kebersihan mulut kurang terjaga. Bunda mungkin pernah melihat gigi anak berubah jadi kuning atau kecokelatan. Kalau sudah begitu, biasanya perlu penanganan dokter gigi supaya tidak semakin parah. Jadi, jelas ya Bun, merawat gigi susu anak itu bukan sekadar menjaga penampilan, tapi juga penting untuk kesehatan jangka panjang.
Cara Merawat Gigi Susu Anak

Nah, ini bagian yang paling penting: bagaimana caranya menjaga gigi susu anak tetap sehat dan kuat? Ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan setiap hari.
1. Menjaga pola makan anak
Pola makan punya pengaruh besar terhadap kesehatan gigi. Anak yang terlalu sering mengonsumsi makanan manis seperti permen, cokelat, atau minuman kemasan lebih berisiko mengalami gigi berlubang. Karena itu, Bunda sebaiknya membatasi konsumsi gula dan menggantinya dengan makanan bergizi seimbang.
Buah, sayur, protein, dan susu bisa menjadi pilihan baik. Selain menyehatkan tubuh, nutrisi tersebut juga mendukung pertumbuhan gigi yang kuat. Kalau ingin memberi camilan manis, usahakan setelahnya anak segera berkumur atau menyikat gigi supaya sisa gula tidak menempel terlalu lama di gigi.
Baca juga: Cara Mengatasi Sakit Gigi Saat Hamil yang Ampuh
2. Membiasakan anak menyikat gigi sejak dini
Perawatan mulut sebenarnya bisa dimulai bahkan sebelum gigi pertama muncul. Caranya, Bunda cukup menggunakan kain kasa bersih yang dibasahi air, lalu usapkan ke gusi dan lidah bayi. Begitu gigi pertama muncul, gunakan sikat gigi khusus anak dengan bulu halus.
Untuk pasta gigi, ukuran sebutir beras sudah cukup untuk bayi. Semakin besar usianya, takaran bisa meningkat: sebesar kacang polong di usia 3–6 tahun, hingga 1–2 cm di usia 6–10 tahun. Pada tahap ini, anak sudah bisa sikat gigi sendiri, tapi Bunda tetap perlu mengawasi agar caranya benar.
3. Memilih pasta gigi yang tepat
Pemilihan pasta gigi juga nggak kalah penting. Untuk anak usia dini, sebaiknya pilih pasta gigi aman tertelan atau food grade. Kandungan seperti Xylitol dan Hydroxyapatite (HAP) sangat baik karena bisa menghambat bakteri penyebab gigi berlubang sekaligus memperbaiki enamel gigi.
Baca juga: 12 Obat Sakit Gigi untuk Anak yang Alami dan Sangat Manjur
Selain itu, pilih rasa yang disukai anak, misalnya stroberi atau jeruk, agar si kecil semangat menyikat gigi. Jangan lupa pastikan pasta gigi bebas SLS dan paraben supaya mulut anak tetap nyaman dan aman dari iritasi.
4. Rutin kontrol ke dokter gigi
Bunda mungkin berpikir anak baru perlu ke dokter gigi saat ada masalah. Padahal, pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sangat disarankan, bahkan sejak gigi pertama tumbuh. Tujuannya agar kondisi gigi susu anak bisa terpantau sejak dini.
Dengan begitu, jika ada masalah kecil, dokter bisa langsung menanganinya sebelum berkembang jadi masalah besar. Selain itu, kontrol rutin bisa membuat anak terbiasa dan tidak takut dengan suasana klinik gigi.
5. Mengajarkan kebiasaan baik sehari-hari
Selain menyikat gigi, kebiasaan lain seperti tidak tidur sambil minum susu dengan botol dot juga penting. Pasalnya, sisa susu bisa menempel di gigi dan menyebabkan kerusakan. Biasakan anak minum air putih setelah makan atau ngemil supaya mulut lebih bersih.
Baca juga: 7 Kebiasaan Aktivitas Anak Indonesia Hebat
Hal kecil seperti ini akan membentuk kebiasaan baik yang bisa terus dibawa sampai anak besar nanti. Jadi, sejak dini ajarkan bahwa menjaga gigi itu penting dan menyenangkan.
6. Memberikan contoh dari orang tua
Anak-anak adalah peniru ulung. Kalau Bunda dan Ayah rajin sikat gigi bersama, si kecil akan merasa kegiatan ini adalah rutinitas yang seru. Cobalah menyikat gigi bareng di depan cermin, bahkan sambil bernyanyi, supaya anak makin semangat.
Kebiasaan ini bukan hanya membuat anak rajin sikat gigi, tapi juga mempererat bonding keluarga. Anak jadi merasa bahwa menjaga gigi adalah bagian dari gaya hidup sehat keluarga.
7. Menjaga suasana menyenangkan saat sikat gigi
Terakhir, jangan jadikan sikat gigi sebagai kewajiban yang menakutkan. Bunda bisa menjadikannya momen bermain, misalnya dengan lagu khusus, timer lucu, atau sikat gigi berbentuk karakter favorit anak.
Dengan suasana menyenangkan, anak akan lebih mudah diajak bekerja sama dan menganggap merawat gigi sebagai aktivitas yang menyenangkan, bukan paksaan.
Baca juga: Cara Merangsang Pertumbuhan Gigi Bayi yang Benar
Merawat gigi susu anak memang butuh kesabaran, tapi hasilnya akan sangat berarti untuk kesehatan si kecil. Dari memahami tahap perkembangan gigi, mengenali masalah yang sering terjadi, hingga membiasakan pola makan sehat dan sikat gigi teratur semua itu akan membantu anak tumbuh dengan gigi yang kuat dan sehat.
Ingat ya Bunda, meski gigi susu hanya sementara, perannya sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Jadi, yuk mulai terapkan kebiasaan baik sejak dini agar senyum si kecil selalu ceria dan sehat!.





