Belakangan ini Bunda mungkin sudah tidak asing dengan kandungan AHA BHA yang mudah di temukan dalam produk eksfoliasi yang umumnya bertujuan mengangkat sel kulit mati untuk menghasilkan wajah yang lebih cerah. Salah satu pertanyaan yang muncul di benak Bunda adalah apakah AHA BHA untuk ibu hamil aman digunakan?
Sebab, selama masa kehamilan Bunda tidak boleh asal memilih produk perawatan kulit, lho. Hal ini disebabkan beberapa bahan dalam produk perawatan kulit dapat menembus lapisan kulit dan masuk ke dalam aliran darah, yang berpotensi mempengaruhi kesehatan janin.
Dalam artikel ini, kita akan membahas manfaat, risiko, dan panduan aman penggunaan AHA dan BHA untuk ibu hamil agar dapat membuat keputusan yang tepat dalam menjaga kesehatan kulit.
Baca Juga: Skincare Lokal yang Aman untuk Ibu Hamil Agar Wajah Tetap Cantik dan Sehat
Apa itu AHA BHA?
AHA (Alpha Hydroxy Acid) dan BHA (Beta Hydroxy Acid) adalah bahan yang sering digunakan dalam produk perawatan kulit. Keduanya bekerja untuk mengangkat sel-sel kulit mati dan membuat kulit terlihat lebih halus serta cerah. AHA, seperti asam glikolat dan asam laktat, bekerja di permukaan kulit karena larut dalam air. Bahan ini cocok untuk kulit kering atau kulit yang mengalami tanda-tanda penuaan. Sementara itu, BHA, yang paling umum dikenal adalah asam salisilat, bekerja lebih dalam pada pori-pori karena larut dalam minyak. BHA sangat cocok untuk kulit berminyak atau yang cenderung berjerawat.
Baca Juga: 5 Tips Memilih Skincare Bayi yang Aman, Dicatat Bunda!
Apakah AHA BHA untuk Ibu Hamil Aman Digunakan?
Keamanan penggunaan AHA BHA untuk ibu hamil bergantung pada jenis dan konsentrasi bahan tersebut dalam produk perawatan kulit. AHA, seperti asam glikolat dan asam laktat, umumnya dianggap aman digunakan selama kehamilan dalam konsentrasi rendah (di bawah 2%). AHA bekerja di permukaan kulit untuk mengangkat sel-sel kulit mati, sehingga membantu mencerahkan kulit dan mengatasi masalah seperti hiperpigmentasi atau bintik hitam yang sering terjadi pada ibu hamil.
Di sisi lain, BHA seperti asam salisilat perlu lebih diwaspadai, terutama dalam konsentrasi tinggi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan BHA dalam jumlah besar, terutama jika diaplikasikan ke seluruh tubuh atau digunakan sebagai obat oral, bisa berisiko bagi perkembangan janin. Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya membatasi penggunaan BHA, terutama yang mengandung asam salisilat, dan memilih produk dengan konsentrasi rendah (di bawah 2%) atau berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Baca Juga: Cara Memakai Skincare Retinol yang Tepat
Tips Penggunaan Produk AHA BHA untuk Ibu Hamil
Menggunakan produk skincare yang mengandung AHA BHA untuk ibu hamil memang diperbolehkan, tetapi memerlukan perhatian khusus. Berikut adalah beberapa tips aman bagi ibu hamil yang ingin menggunakan AHA dan BHA:
1. Pilih Konsentrasi Rendah
Pilih produk dengan konsentrasi AHA dan BHA yang rendah adalah langkah penting bagi ibu hamil. Konsentrasi yang disarankan untuk AHA dan BHA adalah di bawah 2%. Ini bertujuan untuk meminimalkan risiko efek samping yang bisa terjadi pada kulit dan janin. Konsentrasi tinggi dari AHA atau BHA dapat menyebabkan iritasi kulit, terutama karena kulit ibu hamil cenderung lebih sensitif selama masa kehamilan. BHA, terutama dalam bentuk asam salisilat, dapat menembus lebih dalam ke kulit. Ini meningkatkan kekhawatiran tentang kemampuannya masuk ke aliran darah dan berpotensi mempengaruhi janin.
Oleh karena itu, memilih konsentrasi rendah sangat penting untuk keamanan. Selain itu, dengan konsentrasi rendah, manfaat AHA dan BHA untuk kulit, seperti pengelupasan sel kulit mati dan memperbaiki tekstur kulit, tetap bisa diperoleh tanpa risiko berlebih. Selalu pastikan membaca label produk skincare dan jika ragu, berkonsultasilah dengan dokter kulit sebelum menggunakan produk tersebut.
2. Kenali Jenis AHA dan BHA
Mengenal jenis AHA dan BHA sangat penting sebelum ibu hamil memutuskan untuk menggunakannya. AHA, atau Alpha Hydroxy Acid, biasanya terdiri dari asam glikolat dan asam laktat. Kedua bahan ini bekerja di permukaan kulit, membantu mengangkat sel kulit mati, dan membuat kulit lebih cerah. AHA cocok untuk kulit kering atau yang mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan karena sifatnya yang melembapkan.
Sementara itu, BHA, atau Beta Hydroxy Acid, umumnya berupa asam salisilat. Asam salisilat bekerja lebih dalam, menembus pori-pori dan membersihkan minyak berlebih. BHA sangat cocok untuk kulit berminyak atau yang mudah berjerawat. Namun, penting untuk diingat bahwa asam salisilat memiliki risiko lebih tinggi jika digunakan dalam konsentrasi tinggi.
3. Hindari Penggunaan Berlebihan
Hindari penggunaan berlebihan AHA dan BHA selama kehamilan karena bisa menyebabkan masalah pada kulit. Meski AHA dan BHA bermanfaat untuk mengangkat sel kulit mati dan mencerahkan kulit, terlalu sering menggunakannya bisa menyebabkan iritasi. Penggunaan berlebihan dapat membuat kulit menjadi lebih sensitif, kering, atau bahkan mengalami kemerahan. Kulit ibu hamil cenderung lebih sensitif karena perubahan hormonal selama kehamilan, sehingga lebih rentan terhadap reaksi negatif.
Iritasi yang terjadi bisa menyebabkan peradangan, yang tidak hanya mengganggu kenyamanan ibu, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan kulit secara keseluruhan. Penting untuk menggunakan AHA dan BHA dengan hati-hati, maksimal dua atau tiga kali dalam seminggu. Selalu ikuti petunjuk penggunaan yang dianjurkan oleh dokter atau pada label produk.
4. Konsultasi dengan Dokter
Konsultasi dengan dokter sebelum menggunakan produk AHA atau BHA sangat penting bagi ibu hamil. Setiap kehamilan berbeda, dan kondisi kulit juga bisa bervariasi. Dokter atau dermatologis dapat memberikan informasi yang tepat mengenai keamanan penggunaan bahan aktif ini. Mereka akan mengevaluasi kondisi kulit ibu dan memberi saran sesuai kebutuhan.
Dengan berkonsultasi, ibu hamil dapat memahami potensi risiko dan manfaat dari produk yang akan digunakan. Dokter juga dapat merekomendasikan produk yang lebih aman dan cocok untuk kulit ibu hamil. Menggunakan produk skincare tanpa pengawasan bisa berisiko, terutama saat hamil.
Alternatif Bahan Skincare yang Aman untuk Ibu Hamil
Jika Bunda merasa ragu dan khawatir untuk menggunakan produk perawatn kulit dengan bahan AHA BHA, Bunda bisa beralih ke beberapa alternatif bahan skincare lainnya. Berikut adalah beberapa alternatif bahan skincare yang aman untuk ibu hamil:
- Asam Laktat: Merupakan AHA yang lebih lembut dan efektif untuk eksfoliasi kulit tanpa iritasi berlebih. Cocok untuk kulit kering dan sensitif.
- Niacinamide: Merupakan bentuk vitamin B3 yang membantu memperbaiki tekstur kulit, mengurangi peradangan, dan mencerahkan kulit. Juga aman untuk semua jenis kulit.
- Vitamin C: Antioksidan yang dapat membantu mencerahkan kulit dan melawan kerusakan akibat radikal bebas. Aman dan efektif untuk mengatasi bintik hitam.
- Minyak Jojoba: Minyak alami yang mirip dengan sebum kulit, dapat membantu melembapkan dan menyeimbangkan produksi minyak tanpa menyumbat pori.
- Aloe Vera: Gel alami yang menenangkan dan melembapkan kulit. Sifat anti-inflamasi dan menenangkan membuatnya aman untuk digunakan selama kehamilan.
- Ekstrak Teh Hijau: Mengandung antioksidan yang kuat dan memiliki sifat anti-inflamasi, membantu menenangkan kulit dan melindunginya dari kerusakan.
- Shea Butter: Emolien alami yang kaya akan vitamin dan asam lemak, sangat baik untuk melembapkan kulit kering dan menjaga elastisitas kulit.
- Hyaluronic Acid: Bahan yang mampu menarik kelembapan ke dalam kulit, membantu menjaga hidrasi, dan aman untuk semua jenis kulit.
Penggunaan AHA dan BHA untuk ibu hamil bisa dilakukan dengan hati-hati dan selalu berkonsultasi dengan dokter. Dengan pilihan yang tepat, ibu hamil tetap bisa merawat kulit tanpa khawatir dan menjaga kesehatan janin. Semangat, Bun!