Orangtua mana pun pasti menghendaki anak yang tumbuh sehat dan cerdas. Pertumbuhan fisik yang sempurna dan kecerdasan anak usia 1-2 tahun memang sama-sama penting. Namun, Bunda tak perlu khawatir jika anak ternyata tak pandai matematika atau ilmu eksakta. Faktanya, kecerdasan anak terbagi ke dalam beberapa bidang, inilah yang perlu dipahami.
Bayi dan balita belajar dengan cara meniru sekelilingnya. Stimulasi yang tepat akan mampu memaksimalkan perkembangan dan kecerdasan balita secara efektif. Berikut ini bentuk-bentuk kecerdasan anak yang bisa dioptimalkan sesuai bakat mereka.
Jenis Kecerdasan Anak 1-2 Tahun
1. Kecerdasan kognitif
Kecerdasan kognitif adalah kecerdasan inti yang digunakan otak untuk berpikir, membaca, belajar, mengingat, bernalar, dan memperhatikan. Semua keterampilan ini bekerja untuk menyerap informasi yang masuk dan memindahkannya ke bank pengetahuan di otak untuk digunakan setiap hari.
Baca Juga: 7 Perlengkapan Sekolah Anak TK yang Perlu Bunda Persiapkan
Kendati perkembangan kognitif bayi biasanya berjalan secara alami, Bunda tetap dapat mengambil peran untuk membantunya melalui stimulasi yang tepat. Setelah dilahirkan ke dunia, bayi akan melihat sekelilingnya dan tugas orangtua adalah membantunya mengenali dunia dalam proses belajar. Bayi belajar dengan melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Dari sinilah pengalaman didapatkan.
Adapun kemampuan kognitif balita pada kurun 12-24 bulan adalah sebagai berikut.
- Bisa meletakkan sesuatu ke dalam wadah, misalnya balok dalam cangkir atau mainan ke tempatnya
- Dapat mencari hal-hal yang bayi lihat setelah disembunyikan, misalnya mainan di bawah karpet
- Berusaha menggunakan objek secara benar, seperti buku, telepon, atau cangkir
- Menumpuk setidaknya dua benda kecil, seperti balok kayu mainan
- Meniru Bunda melakukan sesuatu, misalnya menyapu lantai
- Bermain menggunakan mainan sederhana, misalnya mendorong mobil mainan pada usia 18 bulan
- Melakukan sesuatu dengan dua tangan berbeda; misalnya, satu tangan memegang kotak krayon dan tangan lainnya mengeluarkan krayon
2. Kecerdasan bahasa
Keterampilan berbahasa sangat penting peranannya bagi balita. Dengan kecerdasan inilah anak berkomunikasi dengan Bunda. Keterampilan ini berhubungan dengan banyak aspek penggunaan bahasa, meliputi mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara.
Meskipun pada usia 12 hingga 24 bulan anak belum bisa membaca atau menulis, mereka sebenarnya mengembangkan keterampilan bahasa dasar, yaitu mendengarkan dan berbicara. Seperti inilah cara mereka berkomunikasi.
Orangtua mesti membantu keterampilan komunikasi bayi agar berkembang pesat pada tahun pertama. Pada tahap ini bayi belajar untuk mengekspresikan diri, merespons orang lain di sekeliling, dan berusaha memahami saat Bunda berkomunikasi dengan mereka.
Pada tahun pertama kehidupan, bayi beralih dari penggunaan suara seperti mengoceh (babbling) menjadi permainan menggunakan suara, misalnya meniru suara dan menyatukan suara. Periode lucu yang dinikmati Ayah Bunda.
Pada usia 12 bulan bayi mulai mengucapkan kata-kata pertama, lalu memahami dan menanggapi kata-kata yang terdengar sekelilingnya. Adapun tonggak kemampuan komunikasi/bahasa pada usia 12-24 bulan adalah sebagai berikut.
- Mengucapkan “selamat tinggal” dengan melambaikan tangan
- Memanggil orang tua “Mama”, “Dada”, atau nama lainnya
- Memahami kata “tidak” (berhenti saat Bunda mengatakannya)
- Mencoba mengucapkan satu atau dua kata selain “Mama” atau “Dada”, seperti “ba” untuk “bola” atau “da” untuk “anjing” pada usia 12 bulan dan tiga kata atau lebih selain “Mama” atau “Dada” pada usia 18 tahun bulan
- Melihat objek yang akrab saat disebut namanya
- Mengikuti petunjuk yang diberikan melalui isyarat dan kata-kata
- Menunjuk dengan tujuan meminta sesuatu atau mendapatkan bantuan
- Mengucapkan setidaknya dua kata bersama-sama pada usia 24 bulan
- Bisa menunjuk sekurang-kurangnya dua bagian tubuh yang Bunda sebutkan, misalnya hidung atau jari-jari kaki
3. Kecerdasan sosial dan emosional
Keterampilan sosial dan emosional mengacu pada kemampuan untuk mengatur pikiran, emosi, dan perilaku. Di sini bayi mengalami proses mengembangkan kesadaran diri, pengendalian diri, dan keterampilan interpersonal yang penting sebagai bekal masa depan mereka nanti.
Bayi yang tumbuh sehat secara fisik memang penting, tapi pertumbuhan sehat secara sosial dan emosional juga tak kalah penting. Kecerdasan ini akan membekali mereka dengan keterampilan untuk berteman saat bertambah usia, belajar untuk mengekspresikan emosi secara aman dan berinisiatif memecahkan masalah dan akhirnya berhasil di sekolah maupun kehidupan. Ini proses penting yang dimulai sejak dini.
Tonggak kecerdasan sosial emosional yang harus dicapai sebagai bagian kecerdasan anak 1-2 tahun adalah sebagai berikut.
- Bermain dengan orang lain
- Meniru anak lain sewaktu bermain, misalnya mengeluarkan mainan dari wadah ketika anak lain melakukannya
- Memperlihatkan objek yang mereka sukai
- Bertepuk tangan saat sedang bersemangat
- Memeluk boneka atau mainan lain
- Menunjukkan kasih sayang (misalnya memeluk dan mencium)
- Memastikan orang tua ataupun pengasuh ada di dekatnya saat sedang berjauhan
- Mengulurkan tangan
- Membolak-balik halaman buku karena ingin tahu
- Mendorong lengan atau mengangkat kaki saat Bunda memakaikan baju
- Menyadari orang lain terluka atau kesal, seperti berhenti melakukan sesuatu atau terlihat sedih ketika seseorang menangis
Ciri-ciri anak 1-2 tahun yang cerdas
Kecerdasan anak 1-2 tahun patut diupayakan lewat partisipasi aktif Bunda dan keluarga di rumah. Namun perlu diingat bahwa anak cerdas adalah mereka yang punya kemampuan berpikir dan belajar lebih baik dan lebih cepat dibanding anak lain seusianya. Tidak melulu mengukur dari prestasi berbasis angka.
Baca Juga: Cerita Rakyat Pendek dan Pesan Moralnya untuk Edukasi Keluarga
Berikut ini ciri-ciri balita yang cerdas sebagaimana dilansir dari FirstCry Parenting.
1. Peka
Salah satu tanda anak yang cerdas adalah ia punya kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Hal ini bisa dibaca sejak anak masih bayi. Semasa bayi, saat terjaga balita menghabiskan waktu untuk mengamati lingkungan sekitar, orang-orang, dan berbagai gerakan yang dilihat.
Bayi yang peka akan sensitif terhadap perubahan di lingkungan terdekatnya. Mereka akan terdorong untuk membuat kontak, misalnya menoleh atau meraba-raba. Ini pertanda bahwa tingkat persepsi mereka meningkat. Bahkan mereka mungkin ingin mengusap air mata atau memeluk ibunya dengan erat ketika menyadari perubahan dalam susunan emosi Bunda.
2. Ingatan tajam
Anak dengan ingatan yang tajam akan mampu mengingat tempat-tempat yang pernah ia datangi sebelumnya. Termasuk mengingat nama orang, dan bahkan lokasi tertentu dari hal-hal yang sering kali tidak disadari oleh orangtuanya padahal berkunjung bersama-sama.
Anak yang cerdas akan mengingat detail yang mungkin terlupa oleh anak-anak lain. Setiap informasi akan terdata melalui pemrosesan dalam otaknya.
Baca Juga: Game Edukasi Anak Terbaik 2024, Belajar Sambil Bermain yang Menyenangkan
3. Fokus kecerdasan anak 1-2 tahun
Bayi dan anak-anak biasanya masih terkendala dengan rentang perhatian yang pendek. Mereka relatif mudah terganggu oleh suara atau gerakan baru yang terjadi di dekatnya. Rentang fokus pada suatu hal mungkin berkisar selama 10-15 menit, setelah itu terdistraksi ke arah lain.
Dalam hal ini, bayi yang cerdas mampu fokus dalam jangka waktu lebih lama. Bunda bisa mencatat perkembangan balita sejak dini, bahkan sebelum dia mencapai usia enam bulan, sebagai modal untuk mengembangkan bakatnya.
4. Penuh keingintahuan
Jika anak Bunda punya keingintahuan yang besar akan sesuatu, itu pertanda ia termasuk anak cerdas. Misalnya anak berusaha menjelajahi segala sesuatu dan mengajukan banyak pertanyaan tentang apa saja, sambutlah dengan jawaban dan respons positif.
Jadi jangan galau apalagi marah ketika anak kedapatan membongkar atau merusak barang. Boleh jadi itu karena dorongan keingintauan yang besar tentang apa yang tersembunyi di dalamnya. Ia ingin tahu cara kerja benda yang sering ia mainkan.
Baca Juga: 4 Makanan Fermentasi Untuk Diet yang Sehat dan Bermanfaat
Usahakan memberikan jawaban secara mendetail dengan tambahan bukti. Anak yang cerdas biasanya menuntut bukti untuk menjawab keingintahuannya. Jangan merasa terganggu oleh rasa penasaran mereka yang mungkin muncul tak terduga.
5. Tidak mudah menyerah
Salah satu ciri kecerdasan anak 1-2 tahun juga terlihat pada kegigihan atau semangat pantang menyerah. Mereka akan berusaha menemukan cara lain atau cara lebih baik untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Orangtua mungkin tak pernah memikirkan solusi yang tidak biasa itu. Sikap pantang menyerah ini sangat positif sehingga mereka terbiasa menemukan solusi lebih cepat dibanding teman lainnya.
6. Imajinasi tinggi
Apakah anak Bunda sering berkhayal dengan mengarang cerita yang tidak masuk akal? Atau mungkin bermain dengan teman imajinatif? Barangkali Bunda menganggap itu kurang kerjaan karena situasinya terlalu rumit untuk anak seusianya. Tenang, itu bisa jadi pertanda anak Bunda termasuk anak yang cerdas.
Tingginya Imajinasi anak memang kadang menciptakan situasi yang kompleks, yang tak dipahami orangtuanya. Temani dengan merespons dengan bijak dan hindari mengekang imajinasinya yang produktif untuk masa depan.
Cara menstimulasi kecerdasan anak 1-2 tahun
Berikut ini cara atau kiat efektif untuk meningkatkan pengalaman dan pengetahuan anak dalam belajar melalui kehidupan sehari-hari. Kecerdasan anak 1-2 tahun bisa dikenali untuk selanjutnya dioptimalkan.
Baca Juga: Manfaat Musik untuk Perkembangan Otak Anak
- Bicaralah dengan anak Bunda setiap hari.
- Bacakan lebih banyak buku dan berinteraksilah secara aktif.
- Ajarkan dia untuk mengekspresikan emosi menggunakan kata-kata atau ekspresi verbal.
- Sharing emosi dengannya jadi hal penting untuk membangun kedekatan.
- Sediakan ruang kreatif bagi anak, misalnya kertas kosong untuk dicoret-coret.
- Jangan pelit memuji atas pencapaian anak sekecil apa pun.
- Gunakan jari saat menunjukkan sesuatu untuk memperjelas informasi.
Sekarang sudah tahu kan bagaimana caranya untuk membuat optimal kecerdasan anak 1-2 tahun ya Bunda. Selamat mempraktikkan!.