Dengan aturan screen time yang disepakati dengan orangtua, anak-anak tetap bisa menikmati hiburan berupa cerita-cerita khas Nusantara yang sudah turun-temurun diceritakan dari generasi ke generasi. Indonesia punya banyak loh cerita rakyat pendek dan pesan moralnya.
Baca juga: Game Edukasi Anak Terbaik 2024, Belajar Sambil Bermain yang Menyenangkan
Lalu apa saja deretan cerita rakyat pendek yang bisa dipilih sebagai konsumsi keluarga? Pastikan orangtua dan anak terlibat dalam momen kebersamaan ini. Selain membangun bonding, ortu bisa mendorong anak untuk menambah kosakata dengan cara menyenangkan. Cek di sini ya cerita rakyat pendek dan pesan moralnya Bunda!.
Deretan cerita rakyat pendek dan pesan moralnya
1. Bawang Merah Bawang Putih
Cerita rakyat pendek ini boleh jadi paling terkenal karena sering didongengkan dan bahkan diadaptasi menjadi film animasi dengan berbagai versi. Ada yang menyebut cerita rakyat ini berasal dari Jawa Tengah, ada pula yang menyatakan asalnya dari Yogyakarta.
Dikisahkan hiduplah seorang gadis bernama Bawang Putih yang berbudi pekerti. Sebaliknya, saudara tirinya yang bernama Bawang Merah memiliki perangai jahat dan pemalas. Tak heran jika semua pekerjaan rumah sehari-hari dilimpahkan kepada Bawang Putih.
Apalagi di rumah itu tinggal juga ibu tiri yang tak pernah menyayanginya dan justru bersikap tak adil kepada dirinya. Termasuk tugas mencuci baju pun harus dilaksanakan oleh Bawang Putih.
Hingga suatu hari, saat Bawang Putih tengah mencuci baju di sungai, selendang kesayangan Bawang Merah hanyut terbawa air. Begitu tiba di rumah, ibu tiri dan Bawang Merah menghardiknya dan memerintahkannya untuk mencari selendang itu sampai dapat.
Bawang Merah lantas menelurusi sungai hingga sampai di sebuah gubuk. Di gubuk itu ia bertemu dengan seorang nenek yang ternyata telah menemukan selendang Bawang Merah. Sang nenek bersedia menyerahkan selendang asalkan Bawang Putih menemaninya selama satu pekan di sana.
Baca Juga: 5 Bekal Anak TK Selain Nasi yang Mudah Dibuat
Bawang Putih pun menyanggupinya dan dengan senang hati membantu sang nenek kapan pun dibutuhkan. Sepekan berlalu, Bawang Putih pun pamit. Setelah menerima selendang, Bawang Putih diminta nenek untuk memilih labu yang ia suka.
Karena takut berat membawanya di jalan, ia pun memilih labu yang kecil. Begitu tiba di rumah, Bawang Merah dan ibu tirinya tetap saja marah. Apalagi saat mendapati labu yang sedianya akan dimasak ternyata berisi emas berlian dan perhiasan.
Setelah mendengar cerita Bawang Putih, ibu tiri yang serakah pun meminta Bawang Merah agar melakukan hal yang sama. Anak kesayangannnya berpura-pura kehilangan selendang saat mencucinya di sungai. Akhirnya ia tiba di gubuk nenek tua dan tinggal di sana selama sepekan.
Berbeda dengan Bawang Putih, Bawang Merah hanya bermalas-malasan tanpa peduli pada kebutuhan nenek. Hingga sepekan berlalu, nenek lantas menyerahkan selendang dan meminta Bawang Merah untuk memilih labu.
Karena serakah, Bawang Merah pun mengambil labu yang besar dengan harapan mendapat emas dan perhiasan lebih banyak. Namun nahas, ketika dibelah di rumah, labu besar itu ternyata berisi ular, kalajengking, dan binatang berbisa lainnya.
Itulah pesan moral dari cerita rakyat pendek yang mengajarkan tentang manfaat berbudi pekerti dan ketulusan serta bahaya keserakahan dan keculasan.
2. Batu Menangis
Cerita rakyat berikutnya yang pendek tapi menarik berasal dari Kalimantan Barat dengan judul Batu Menangis. Dalam cerita ini, dikisahkan seorang ibu yang mempunyai anak gadis dengan paras yang jelita.
Namun sayang, keelokan parasnya tak diikuti dengan perilaku terpuji. Gadis ini terkenal angkuh dan suka bermalas-malasan. Selain bersolek, ia mengerjakan hal-hal tak berguna. Sungguh berbeda dengan ibunya yang pekerja keras.
Ada kejadian yang membuat sang ibu murka dan akhirnya mengutuk sang anak. Dalam perjalanan ke pasar, si anak sibuk memamerkan kecantikannya kepada orang-orang. Begitu sombongnya sampai-sampai ia tega mengatakan bahwa wanita yang bersamanya adalah seorang pembantu, bukan ibunya.
Baca juga: 7 Ide Bekal Sekolah Simpel Anak yang Menyenangkan
Mendengar itu, sang ibu kemudian berdoa agar si gadis sombong mendapat hukuman dari Tuhan akibat kedurhakaannya. Dan begitulah, gadis cantik tapi pemalas itu kemudian berubah menjadi batu kendati ia menangis dalam permohonan maaf kepada ibunya.
Nasi telah menjadi bubur, semua sudah terlambat. Tubuhnya menjadi batu walaupun terus terdengar tangisan. Dari cerita rakyat pendek ini kita memetik pesan moral tentang bahaya bersikap sombong dan larangan mendurhakai orangtua terutama ibu.
3. Lutung Kasarung
Ada cerita rakyat lain yang tak kalah menarik meskipun pendek dengan pesan moral yang dalam. Lutung Kasarung berkisah tentang seorang putri cantik bernama Purbasari yang mengalami kemalangan karena diusir dari istananya sendiri.
Semua akibat ulah kakaknya yang culas. Ia merasa iri lantaran Purbasari dijadikan sebagai ratu padahal menurutnya dialah yang mestinya naik tahta.
Singkat cerita, Purbasari yang hidup di hutan pun bertemu seekor lutung atau sebangsa monyet. Tanpa disadarinya, lutung itu sebenarnya adalah seorang pangeran dari istana khayangan yang sedang menjelma.
Sang pangeran sengaja turun ke bumi dengan tujuan mencari istri dengan perangai luhur. Gadis yang ia cari rupanya adalah Purbasari. Setelah melewati penderitaan dan terbukti menunjukkan ketulusan hati, Purbasari akhirnya dipersunting oleh lutung yang beralih wujud menjadi pangeran.
Bersama-sama mereka mereka berusaha merebut tahta kerajaan dari kakak Purbasari yang jahat dan telah mengusir sang adik.
Baca Juga: 10 Ide Bekal Anak dari Roti Tawar yang Lezat
4. Danau Toba
Cerita rakyat pendek yang juga asyik diceritakan kepada anak-anak adalah Danau Toba. Syahdan, dahulu kala ada seorang pria bernama Toba.
Suatu hari, Toba pergi memancing. Hasil memancingnya adalah seekor ikan mas yang ternyata berubah wujud menjadi seorang putri cantik. Putri itu merasa bebas dan oleh karena itu mengucapkan terima kasih kepada Toba.
Sebagai gantinya, sang putri mau menjadi istri Toba. Syaratnya cuma satu: Toba dilarang menceritakan asal-usul istrinya. Mereka pun menikah lalu mempunyai anak bernama Samosir.
Sebagai anak yang aktif, Samosir rupanya agak bengal. Misalnya saat Samosir disuruh mengirimkan bekal makanan untuk ayahnya, makanan itu malah disantapnya hingga tersisa sedikit.
Tak heran jika ayahnya lantas marah mendapati bekal makanannya tinggal sedikit. Kekecewaan dan kemarahan itu membuat Toba lupa pada janjinya dulu. Ia memarahi Samosir dengan menyebutnya sebagai anak seekor ikan yang tidak tahu diuntung.
Samosir kaget mendengar perkataan ayahnya. Ia sedih dan seketika melaporkan kepada ibunya. Karena kesepakatan telah dilanggar, maka hukuman pun terjadi. Istri Toba dan anaknya Samosir mendadak menghilang. Dari bekas hilang mereka muncullah semburan air yang hebat tak jauh dari rumahnya.
Air itu terus menyembur hingga menjadi danau yang kini dikenal dengan nama Danau Toba. Adapun pulau kecil di tengah danau diberi nama Samosir yang merujuk pada nama anaknya.
Pesan moral cerita rakyat pendek ini adalah bahwa orang haruslah memegang janji sekuat hati karena ada dampak buruk jika janji itu dilanggar.
5. Timun Emas
Cerita rakyat pendek dengan pesan moralnya yang patut diperhatikan adalah Timun Emas. Sesuai judulnya, kisahnya berawal dari buah mentimun. Buah ini berisi seorang bayi cantik. Sayangnya, saat dewasa bayi itu harus diserahkan kepada raksasa yang telah memberikan biji mentimun ajaib.
Rupanya sang ibu tak bisa begitu saja merelakan sang putri kembali ke pangkuan raksasa. Ia pun meminta petolongan kepada seorang pertapa. Pertapa itu memberinya empat bungkusan: biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.
Saat dikejar raksasa, si anak melemparkan bungkusan pertama. Mendadak muncullah hutan berisi buah mentimun besar yang segera dilahap oleh si raksasa.
Raksasa terus mengejar, lalu si anak melemparkan bungkusan kedua. Jarum yang dilemparkan berubah menjadi bambu-bambu tinggi nan runcing. Raksasa yang terluka tetap bisa melewatinya.
Si anak kemudian melemparkan bungkusan ketiga berupa garam. Sontak di belakang anak muncullah lautan luas tak terduga. Namun, raksasa tetap bisa melampauinya.
Hingga bungkusan keempat pun dihamparkan. Terasi lantas berubah menjadi lumpur panas yang membenamkan raksasa. Ia pun tenggelam dan tak muncul lagi.
Pesan Moral Cerita Rakyat Pendek
Begitulah beberapa cerita rakyat pendek dan pesan moralnya masing-masing. Intinya, sebagai manusia yang bertuhan seyogianya kita selalu menjaga perilaku agar tidak sombong dan memenuhi janji.
Setiap janji yang dilanggar akan menyebabkan akibat tidak menyenangkan. Maka tindakan terbaik adalah berusaha menghormati orang lain sebagaimana kita ingin dihormati. Ingatlah pesan moral setiap cerita rakyat pendek sebagai bekal yang semoga membawa manfaat di masa mendatang.
Tetap semangat mengenalkan cerita rakyat pendek dan pesan moralnya ala Indonesia ke anak ya Bunda! Pasti bonding juga akan semakin erat. Selamat bercerita pada anak!.