Beberapa kondisi biasanya hanya terjadi saat kehamilan, salah satunya adalah plasenta inkreta. meski tidak semua mengalaminya, tapi kondisi ini bisa terjadi pada tubuh saat hamil. Plasenta, tempat cadangan makanan dan oksigen untuk si kecil, kadang bisa menempel terlalu dalam ke dinding rahim. Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Baca Juga: Bumil, Ini Tips Pakai Skincare Selama Kehamilan
Apa itu Plasenta Inkreta?
Jadi, plasenta inkreta adalah kondisi di mana plasenta nempel lebih dalam ke dinding otot rahim, Bunda. Biasanya, plasenta tumbuh di bagian atas rahim dan tetap di sana sampai bayi lahir. Setelah bayi lahir, plasenta biasanya terlepas sendiri dari dinding rahim dan keluar lewat vagina.
Tapi, pada plasenta inkreta, plasenta menembus dinding rahim lebih dalam dari biasanya. Ini adalah kondisi yang agak serius dan bisa membahayakan Bunda dan si kecil.
Baca juga: Tanda Awal Kehamilan pada Perut: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Penyebab Plasenta Inkreta

Nggak ada penyebab pasti kenapa ini bisa terjadi, tapi beberapa faktor bisa meningkatkan risiko Bunda mengalaminya. Misalnya, bekas luka operasi seperti operasi caesar sebelumnya atau pengangkatan tumor di rahim (fibroid).
Faktor risiko lainnya termasuk:
– Pernah melakukan operasi caesar sebelumnya
– Pernah menjalani operasi di rahim
– Usia 35 tahun ke atas
– Merokok
– Pernah mengalami plasenta previa atau endometriosis
– Hamil dengan fertilisasi in vitro (IVF)
Baca Juga: Mengenali Ciri-ciri Hamil Muda: Tanda-tanda Awal Kehamilan yang Perlu Anda Ketahui
Gejala Plasenta Inkreta
Gejalanya biasanya baru terlihat di trimester ketiga, Bunda. Salah satu tanda utamanya adalah pendarahan vagina. Kalau Bunda mengalami pendarahan di trimester ketiga (atau sebelumnya), segera konsultasikan dengan dokter, ya.
Dampak Plasenta Inkreta pada Ibu dan Janin
Hal ini bisa berdampak serius, Bunda. Salah satu dampaknya adalah pendarahan parah yang bisa terjadi saat persalinan atau setelahnya. Ini bisa mengancam nyawa Bunda kalau nggak ditangani dengan tepat.
Baca juga: 6 Jenis Skrining Ibu Hamil Resiko Tinggi
Selain itu, plasenta inkreta bisa membuat Bunda nggak bisa melahirkan secara normal (pervaginam). Biasanya, dokter akan merekomendasikan operasi caesar untuk mengeluarkan bayi dan mengontrol pendarahan.
Dalam kasus yang parah, Bunda mungkin perlu menjalani histerektomi (pengangkatan rahim) untuk mengatasi pendarahan. Ini berarti Bunda nggak bisa hamil lagi di masa depan.
Bagi janin, plasenta inkreta bisa menyebabkan kelahiran prematur dan memerlukan perawatan intensif. Bayi yang lahir prematur sering kali perlu dirawat di unit perawatan intensif bayi baru lahir.
Penanganan Plasenta Inkreta
Kalau Bunda sudah didiagnosis dengan plasenta inkreta, ada beberapa tindakan yang bisa diambil:
– Operasi caesar dan pengangkatan rahim: Ini biasanya direkomendasikan untuk mencegah pendarahan parah.
– Melahirkan lebih awal: Dokter mungkin akan menyarankan agar Bunda melahirkan pada usia kehamilan 34-38 minggu.
– Operasi mengeluarkan plasenta: Kalau plasenta tidak terlepas setelah melahirkan, dokter bisa mencoba mengeluarkannya dengan operasi.
Pencegahan Plasenta Inkreta
Untuk mengurangi risiko di kehamilan berikutnya, coba melahirkan bayi secara normal (pervaginam) jika memungkinkan. Lakukan operasi caesar hanya jika benar-benar diperlukan secara medis.
Kalau Bunda pernah menjalani operasi caesar sebelumnya, ini nggak menutup kemungkinan untuk melahirkan secara normal di kehamilan berikutnya. Ini disebut persalinan pervaginam setelah operasi caesar (VBAC). Bicarakan dengan dokter untuk tahu apakah VBAC adalah pilihan yang tepat buat Bunda.
Baca Juga: 4 Penyebab Hiperemesis Gravidarum dan Cara Ampuh untuk Mengatasinya
Perbedaan dengan Plasenta Perkreta dan Akreta
Plasenta inkreta, perkreta, dan akreta adalah kondisi plasenta yang berbeda berdasarkan tingkat keparahannya. Tapi ternyata plasenta akreta adalah yang paling ringan, di mana plasenta menempel lebih dalam dari biasanya tapi nggak menembus otot rahim. Jadi pada kondisi ini plasenta menempel lebih dalam, dan plasenta perkreta adalah yang paling parah, di mana plasenta menembus dinding rahim dan otot, bahkan menempel pada organ lain di sekitarnya.
Baca Juga: 8 Ucapan yang Tidak Boleh Diucapkan Kepada Ibu Hamil
Permasalahan plasenta seperti plasenta inkreta bisa menyerang siapa saja, Bunda. Salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan mengurangi faktor risiko yang kita punya. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu Bunda lebih memahami kondisi plasenta inkreta. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Bunda punya pertanyaan atau kekhawatiran. Tetap semangat dan jaga kesehatan, ya!