Membiarkan bayi tidur tengkurap bisa berdampak buruk pada kesehatan si kecil. Posisi ini bisa menyebabkan kesulitan bernapas karena wajah bayi tertekan pada kasur. Dan juga meningkatkan risiko tersedak akibat ASI yang belum dicerna dan meningkatkan suhu tubuh bayi.
Baca Juga: Pentingnya Tummy Time Bagi Bayi
Selain itu, bayi tidur tengkurap juga dikaitkan dengan peningkatan risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) atau kematian bayi mendadak.
Bayi tidur tengkurap punya risiko yang wajib Bunda waspadai. Jika dibiarkan, bisa fatal dan berbahaya. Coba Bunda pelajari apa saja yang bisa membahayakan bayi jika ia tidur tengkurap.
Risiko Bayi Tidur Tengkurap
Bayi tidur tengkurap bisa jadi berbahaya bagi si kecil. Berikut ini adalah beberapa risiko yang bisa terjadi jika bayi dibiarkan tidur tengkurap.
Baca Juga: Begini Posisi Sujud yang Benar Agar Bayi Tidak Sungsang
Asupan Oksigen Terbatas
Saat bayi tidur tengkurap, perut dan dadanya akan tertekan ke bawah. Dampaknya, sirkulasi udara ke hidung menjadi berkurang lantaran wajahnya dalam posisi tertelungkup.
Selain terbatasnya pasokan oksigen, posisi ini juga berpotensi membuat ia menghirup banyak karbon dioksida. Kalau dibiarkan, tentunya bakal mengganggu metabolisme tubuh si kecil.
Napas Tersumbat
Risiko kedua bayi tidur tengkurap adalah napas yang tersumbat akibat ASI yang belum dicerna. Kesulitan bernapas adalah akibat makanan yang belum sempurna dicerna yang justru naik ke esofagus dan turun ke saluran pernapasan.
Panas Berlebih
Saat bayi tidur tengkurap, kemampuan tubuhnya dalam melepaskan panas akan terhambat. Walhasil, ada risiko kematian mendadak pada bayi akibat kepanasan tersebut.
Selain itu, bayi bisa kegerahan kalau tidurnya tengkurap. Suhu tubuhnya menjadi tidak seimbang yang bisa berdampak pada dehidrasi dan memicu munculnya demam berbahaya bagi si kecil.
Baca juga: Cara Menurunkan Kuning Bayi dengan Cepat
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)
Sebagaimana disinggung di atas, ada risiko SIDS. Sindrom ini bisa menimpa bayi mana pun bahkan buah hati yang tampak dalam kondisi sehat.
National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat menyebutkan bahwa bayi tidur tengkurap menjadi faktor paling sering yang memicu SIDS. Tingkat risikonya berada di angka 13% lebih tinggi daripada bayi yang tidur dalam posisi terlentang.
Kapan Bayi Boleh Tidur Tengkurap?
Selingan posisi yang nyaman bagi si kecil. Lalu kapan bayi aman tidur dalam posisi tengkurap? Yaitu jika ia berguling sendiri saat tidur dan usianya 6 bulan ke atas.
Jadi, Bunda tak perlu khawatir ketika si kecil bisa tidur tengkurap dan kembali terlentang dengan sendirinya. Yang perlu dicatat, Bunda tetap perlu mengembalikan posisi tidurnya menjadi terlentang sampai usianya 12 bulan. Ini berdasarkan saran dari American Academy of Pediatrics (AAP) dalam rangka meminimalkan risiko SIDS.
Jika bayi Bunda baru berusia di bawah 6 bulan dan belum bisa berguling sendiri, maka bayi tidur tengkurap harus diwaspadai. Bunda wajib mengawasinya demi mencegah risiko SIDS.
Manfaat Bayi Tidur Tengkurap
Di luar sekian risiko itu, ternyata tidur tengkurap juga punya manfaat. Asalkan dilakukan dengan benar dengan pengawasan Bunda sebagai orangtuanya.
Merasa Lebih Nyaman
Bayi tidur tengkurap setelah terlentang karena ia merasakan kenyamanan. Ia menemukan sensasi dalam posisi baru. Kita sebagai orang dewasa pun kerap bosan kalau tidur dalam posisi terlentang terus-menerus.
Siklus Tidur Lebih Lama
Merujuk portal very well family, bayi tidur tengkurap secara alami akan bisa tidur lebih lama. Menurut sejumlah penelitian, bayi yang lahir prematur ternyata memperoleh periode tidur berkualitas lebih lama saat diposisikan tidur tengkurap.
Baca Juga: Ini Dia Tanda-tanda Mau Melahirkan Bayi Perempuan
Tips Tidur Tengkurap Aman Bagi Bayi
Pertumbuhan bayi optimal selama ia tertidur. Inilah pentingnya Bunda menyiapkan ruang yang aman dan nyaman bagi si kecil untuk tidur. Beberapa tips berikut bisa dicoba untuk memastikan agar bayi tidur dengan aman dan nyaman.
- Ruang tidur yang aman: buat kamar tidur yang aman dan nyaman bagi bayi Bunda. Bisa berupa boks bayi yang solid atau tempat tidur khusus bayi jenis lain yang disarankan dokter atau para ahli.
- Tidur di kamar bersama Bunda: American Academy of Pediatrics menganjurkan agar si kecil diajak tidur di kamar tempat Bunda juga tidur. Berdasarkan penelitian, bayi yang tidur di kamar tempat orangtuanya tidur ternyata dapat mengurangi risiko SIDS hingga 50%.
- Jangan biarkan bayi Bunda terpapar bekas asap rokok: merokok selama dan setelah kehamilan bisa berdampak buruk pada kesehatan bayi, termasuk kelahiran prematur, cacat lahir, dan bahkan SIDS. Itulah sebabnya Bunda atau pengasuh bayi jangan sampai merokok selama mengandung atau setelah kelahiran; ini demi menjaga agar lingkungan bayi steril dari asap rokok.
- Tawarkan dot selama bayi tidur: Ada penelitian yang menunjukkan bahwa menawarkan dot kepada bayi sebelum tidur siang dan tidur malam ternyata bisa melindungi anak dari potensi SIDS sebesar 90%. Jadi, Bunda dapat segera memperkenalkan si kecil dengan dot. Kecuali bagi ibu yang menyusui, ia harus bersabar sekitar 3-4 pekan sampai si kecil mapan menyusu.
- Susui jika memungkinkan: Ketika bayi tidur dalam keadaan kenyang, ia cenderung punya waktu istirahat yang berkualitas. Tawarkan kepada bayi Bunda untuk disusui sebelum jam tidur. Selain membangun bonding, ini juga jadi sinyal rutinitas kepada anak bahwa waktu tidur telah tiba.
- Setel suhu ruangan yang sesuai: Pakaian berlapis atau selimut tebal berisiko membuat anak kegerahan dan itu berbahaya bagi si kecil apalagi jika tengkurap. Jaga suhu ruangan agar tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin.
Baca Juga: Penyakit Kuning pada Bayi, Apa yang Perlu Diwaspadai?
Ketika berangkat tidur, berikan pakaian kepada bayi Bunda pakaian yang ringan. Bisa pula selimut khusus yang membuatnya tidur nyaman. Pastikan agar Bunda menjaga wajah dan kepala si kecil agar tetap terbuka selama ia tertidur.
Konsultasi dengan Dokter
Berkonsultasi dengan dokter memberikan banyak manfaat. Selain mendapatkan kesempatan bertanya tentang banyak hal, Bunda juga dapat mendapat penanganan tepat jika si kecil mengalami kondisi tidak semestinya.
Kunjungan rutin ke dokter anak adalah upaya untuk memastikan bahwa bayi Bunda sudah mencapai tonggak perkembangan sesuai harapan. Selama bercakap dengan dokter, silakan mengajukan pertanyaan apa pun, termasuk posisi tidur bayi tengkurap. Dokter atau petugas medis akan memberikan usul atau rekomendasi menurut kebutuhan anak yang spesifik.
Intinya, Bunda tak perlu khawatir saat bayi tidur tengkurap. Cemas berlebihan malah berbahaya. Yang penting kenalilah posisi anak tidur, baik terlentang maupun tengkurap sama-sama bermanfaat selama Bunda mengawasinya.
Apalagi ketika bayi menunjukkan konsistensi, yaitu bisa berguling tengkurap dan kembali lagi ke posisi semula (terlentang), itu alami ya Bunda. Sebelum bayi Bunda tengkurap dengan sendirinya, ia tetap harus tidur dalam posisi telentang.
Baca Juga: 13 Tanda Keguguran yang Harus Bunda Waspadai
Butuh perjuangan karena Bunda bisa jadi dilanda kantuk berat pada malam hari. Namun, usaha kecil ini akan membuat bayi tidur tengkurap dengan aman dan nyaman. Selalu semangat ya Bunda!.