Durian sang raja buah disukai hampir semua orang. Jika sedang musim maka harganya sangat murah dan banyak yang memborongnya. Akan tetapi, bagi Bunda yang sedang menyusui akan galau. Bolehkah makan durian padahal masih memberi ASI? Takutnya durian akan membawa efek negatif sehingga bayi akan kenapa-napa. Tenang saja, ibu menyusui boleh makan durian kok!.
Mitos Ibu Menyusui Dilarang Makan Durian
Jika Bunda ketahuan makan durian walau sedikit saja, biasanya orang tua akan melarang dengan keras. Memang ada mitos yang beredar di masyarakat. Katanya, jika ibu menyusui nekat makan durian, akan berpengaruh ke ASI dan akhirnya perut bayi jadi kembung dan badannya sakit.
Ada juga mitos bahwa ibu menyusui yang tetap makan durian akan mengakibatkan ASI-nya berbau seperti durian. Padahal mitos-mitos yang beredar itu tidak benar, ya. Durian adalah buah dan boleh saja dikonsumsi, tidak ada larangan dari dokter mengenai hal ini.
Ibu Menyusui Boleh Makan Durian
Ketika sedang musim durian maka Bunda akan ngiler lalu berburu durian, mulai dari durian candy, petruk, sampai monthong. Sebenarnya makan durian boleh-boleh saja, bahkan ketika masih masa menyusui. Jika ada mitos dilarang makan durian maka abaikan saja karena tidak ada sumber ilmiah yang menyatakan kebenarannya.
Bunda yang sedang menyusui masih boleh mengkonsumsi durian karena durian adalah buah yang mengandung berbagai nutrisi. Misalnya vitamin A, B, C, kalium, lemak, protein, dan serat. Nutrisi tersebut sangat bermanfaat bagi ASI dan akan terserap oleh bayi sehingga meningkatkan kesehatan dan kecerdasannya.
Baca Juga: Ini Dia 5 Makanan yang Mengandung Asam Folat untuk Ibu Hamil
Jika ada yang ngotot bahwa durian bahaya buat bayi maka diamkan saja. Justru Bunda yang sedang menyusui butuh ASI booster berupa makanan kesukaan, termasuk durian. Jelaskan pelan-pelan bahwa itu hanya mitos dan buktikan bahwa bayi tidak sakit apa-apa, meski Bunda sudah mengkonsumsi durian.
Memang banyak sekali mitos menyusui yang beredar di masyarakat dan sangat mengesalkan. Bunda tak hanya dilarang makan durian. Namun juga dilarang mengkonsumsi makanan yang berempah dan bersantan seperti gulai kambing. Padahal sama sekali tidak mempengaruhi kualitas ASI dan tidak membuat bayi sakit.
Makan Durian Boleh, Asal Secukupnya
Kesimpulannya, Bunda yang sedang menyusui boleh makan durian, karena dia adalah buah yang memiliki nutrisi tinggi. Akan tetapi durian juga memiliki kadar lemak yang tinggi. Sehingga ini yang patut diwaspadai.
Mengkonsumsi durian takutnya akan membuat kadar kolestrol Bunda tinggi. Hal ini yang menyebabkan mitos beredar di masyarakat. Padahal jika Bunda bisa mengerem nafsu makan masih boleh kok makan durian.
Seberapa banyak durian yang boleh dikonsumsi? Sebenarnya, ibu menyusui boleh makan durian dengan syarat makannya hanya secukupnya. Saat Bunda ‘ngidam’ dan makan 3 butir durian maka tidak merasa sakit dan ASI juga tidak berbau.
Beda cerita jika Bunda kalap dan makan hingga 1 bahkan 2 buah durian sekaligus. Jangan terlalu banyak makan durian, walau sedang musim dan harganya murah. Penyebabnya karena orang yang sehat saja tidak boleh kebanyakan, apalagi ibu menyusui. Penyebabnya karena ada dampak negatif dari durian yang merugikan.
Memang ada efek samping dari makan durian terlalu banyak seperti pusing dan kolestrol tinggi. Mungkin ini yang membuat orang tua khawatir dan akhirnya melarang Bunda makan durian. Padahal jika makan durian hanya 2-3 butir maka tidak akan berakibat negatif, baik bagi tubuh Bunda maupun kesehatan bayi.
Baca Juga: 5 Makanan Bikin Awet Muda, Bunda Sudah Coba?
Jika Bunda masih khawatir akan efek mengkonsumsi durian maka tunggu bayi berusia 6 bulan baru makan buah tersebut. Di usia segitu, bayi sudah mengkonsumsi MPASI sehingga tidak 100% minum ASI. Bunda jadi lebih relatif bebas makan durian meski dalam porsi yang dibatasi.
Alternatif lain, Bunda bisa mengkonsumsi ketan durian, es teler durian, atau es krim durian. Makanan-makanan ini telah dicampur dengan bahan lain seperti susu dan gula sehingga kandungan duriannya tidak terlalu banyak. Dengan aroma khas durian, es krimnya tetap dapat dinikmati dan Bunda tak perlu takut dampak negatifnya ke kualitas ASI.