Sebagai seorang ibu menyusui, memastikan kualitas ASI (Air Susu Ibu) yang diberikan kepada si kecil adalah prioritas utama. ASI yang basi bisa berbahaya bagi bayi karena dapat menyebabkan keracunan makanan. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengetahui ciri-ciri ASI basi agar dapat segera mengambil tindakan yang tepat.
Biar Bunda tidak salah lagi, cek di sini selengkapnya tentang tanda ciri-ciri ASI basi dan memberikan tips agar ASI tetap segar lebih lama!.
Apa Itu ASI Basi?
ASI basi adalah ASI yang sudah mengalami kerusakan kualitas sehingga tidak layak untuk diminum oleh bayi. Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan bakteri atau proses oksidasi yang mengubah tekstur, rasa, bau, hingga warnanya. ASI basi tidak hanya kehilangan nutrisinya, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan bayi.
Baca juga: 10 Makanan agar ASI Berkualitas dan Kental
Jangan sampai ya minumkan ASI basi pada bayi ya Bunda!.
4 Ciri-Ciri ASI Basi yang Harus Bunda Tahu
Bunda perlu jeli mengenali tanda-tanda ASI basi sebelum memberikannya kepada si kecil. Berikut adalah ciri-ciri yang wajib diwaspadai:
1. ASI Menggumpal dan Tidak Tercampur
Saat disimpan, ASI biasanya akan terpisah menjadi dua lapisan:
- Lapisan atas: Berwarna putih kekuningan, lebih kental.
- Lapisan bawah: Berwarna putih bening, lebih encer.
Ini adalah hal yang normal. Namun, jika setelah digoyang atau diaduk lapisan tersebut tetap menggumpal dan tidak menyatu, ini bisa menjadi tanda bahwa ASI sudah basi. Gumpalan ini menunjukkan adanya kerusakan protein dalam ASI.
2. Bau dan Rasa ASI Asam
ASI yang segar memiliki bau seperti susu sapi segar atau kadang beraroma sabun akibat kandungan lipase. Namun, jika ASI berbau asam atau seperti susu kedaluwarsa, kemungkinan besar ASI tersebut sudah basi.
Baca juga: Simpan ASI di Botol Atau Kantong ASI? Cek Di Sini Perbedaannya!
Bunda juga bisa mencicipi sedikit ASI untuk memastikan. Jika rasanya asam atau tidak seperti biasa, sebaiknya jangan berikan kepada bayi.
3. Warna ASI Tidak Normal
Warna ASI yang segar bisa bervariasi, tergantung pada kandungan lemak dan makanan yang Bunda konsumsi. Biasanya, ASI akan berwarna putih, kekuningan, atau kebiruan setelah disimpan. Namun, jika warna ASI berubah menjadi kemerahan, kecokelatan, atau terlihat ada gumpalan putih yang mencurigakan, ini adalah tanda bahwa ASI sudah basi.
4. Tekstur ASI Berlendir
ASI basi sering kali terlihat lebih kental, berlendir, dan lengket. Lendir ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan bakteri di dalam ASI. Jika Bunda menemukan perubahan tekstur ini, segera buang ASI tersebut untuk mencegah risiko kesehatan pada bayi.
Apa Bahayanya Jika Bayi Minum ASI Basi?
Bunda mungkin bertanya-tanya, apa yang terjadi jika tanpa sengaja bayi minum ASI basi? Berikut adalah beberapa bahaya dan efek yang bisa dialami si kecil!.
Baca juga: Rekomendasi Pompa ASI Elektrik Terbaik 2024 Untuk Menyusui
- Mual dan muntah: Bayi mungkin akan memuntahkan ASI setelah minum.
- Demam: Infeksi bakteri dari ASI basi bisa menyebabkan demam lebih dari 38°C.
- Rewel: Bayi yang merasa tidak nyaman sering menangis tanpa henti.
- Keracunan makanan: Dalam kasus yang parah, ASI basi dapat memicu gejala serius seperti diare atau kesulitan bernapas.
Oleh karena itu, jika Bunda curiga si kecil meminum ASI basi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Memang sedih ya Bunda ASI tidak bisa diminumkan lagi ke bayi, tapi daripada bayi kenapa-napa dan malah sakit kan mending tidak diberikan.
Tips agar ASI Tidak Cepat Basi
Untuk menjaga kualitas ASI perah (ASIP), Bunda perlu menerapkan cara penyimpanan yang benar. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Bunda lakukan:
1. Cuci Tangan Sebelum Memerah ASI
Kebersihan adalah kunci utama dalam menjaga ASI tetap segar. Pastikan Bunda mencuci tangan dengan sabun sebelum memerah ASI untuk mencegah kontaminasi bakteri.
2. Gunakan Wadah Steril
Pilih wadah penyimpanan yang bersih dan steril, seperti botol kaca atau plastik yang bebas BPA. Pastikan wadah memiliki tutup yang rapat untuk mencegah udara masuk. Kalau Bunda ingin menggunakan plastik ASIP, gunakan kantung ASIP GabaG yang terbukti steril dan kuat untuk menyimpan ASIP lebih baik dan berkualitas.
Baca juga: Cara Menyimpan ASI dalam Kantong ASI
3. Beri Label pada Wadah ASI
Tambahkan label pada setiap wadah ASI yang berisi tanggal dan waktu memerah. Dengan begitu, Bunda dapat mengelola ASI sesuai urutan penyimpanannya. Bunda bisa menggunakan metode LIFO atau FIFO sesuai kebutuhan dan kondisi menyusui Bunda ya.
Baca juga: Kantong ASI Terbaik 2024, Menjaga Kualitas Hasil Pumping Bunda
4. Simpan di Suhu yang Tepat
- Suhu ruang: ASI segar hanya bertahan hingga 4 jam.
- Kulkas: ASI dapat bertahan hingga 24 jam jika disimpan di bagian bawah kulkas.
- Freezer: ASI bisa awet selama 6–12 bulan dengan suhu di bawah -18°C.
5. Hindari Memanaskan ASI di Microwave
Microwave dapat merusak nutrisi dalam ASI dan menyebabkan bagian tertentu menjadi terlalu panas. Sebaiknya gunakan metode water bath untuk mencairkan ASI beku.
Baca juga: Cara Menghangatkan Asi Dari Kulkas
6. Segera Simpan ASI Setelah Dipompa
ASI yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang lebih rentan basi. Setelah memerah, langsung simpan ASI di kulkas atau freezer untuk menjaga kualitasnya. Langsung pakai Tas ASI GabaG Cooler Bag yang bisa Bunda gunakan untuk menjaga ketahanan ASI lebih lama dan tetap bagus.
Baca juga: 7 Cara Menyimpan ASI yang Benar Agar Hasil Pumping Maksimal
Mengapa Penting Mengenali Ciri-Ciri ASI Basi?
Mengenali ciri-ciri ASI basi sangat penting agar Bunda dapat memberikan yang terbaik untuk bayi. ASI yang basi tidak hanya kehilangan manfaatnya, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan si kecil. Dengan memahami tanda-tandanya, Bunda dapat memastikan setiap tetes ASI yang diminum bayi adalah ASI yang berkualitas.
Sebagai Bunda yang peduli pada kesehatan si kecil, mengetahui ciri-ciri ASI basi adalah langkah penting dalam memastikan ASI tetap aman dan bernutrisi. Beberapa tanda yang harus diwaspadai meliputi ASI yang menggumpal, berbau atau berasa asam, berubah warna, atau berlendir.
Baca juga: Rekomendasi Jadwal Pumping agar ASI Banyak Buat Bunda
Selain itu selalu perhatikan cara penyimpanan ASI yang benar, seperti menggunakan wadah steril, memberi label, dan menyimpannya di suhu yang sesuai. Dengan menjaga kualitas ASI, Bunda tidak hanya memastikan kesehatan si kecil, tetapi juga memberikan yang terbaik untuk tumbuh kembangnya. Kalau kantong ASIP GabaG, Bunda cukup memberikan tulisan di kantungnya karena sudah lengkap. Bahkan ada barcode yang bisa disimpan dalam aplikasi GabaG, sehingga Bunda tidak perlu bingung lagi bahaya ASI basi menghantui masa menyusui.
Jadi, selalu pastikan ASI dalam kondisi baik sebelum memberikannya kepada bayi, ya, Bunda! Jika ragu, lebih baik buang ASI tersebut daripada mengambil risiko pada kesehatan si kecil.. Jangan terlalu sedih ya Bunda, karena itu mulai sekarang harus bisa menyimpan ASIP dengan baik dan benar hingga tidak ada lagi ASI basi yang terbuang percuma.