Muntah bayi kuning tidak boleh diabaikan, Bunda. Ini adalah kondisi yang berpotensi berbahaya dan memerlukan perhatian segera. Muntah pada bayi biasanya berwarna putih dan sering disebut gumoh, yang umumnya terjadi karena kekenyangan ASI. Namun, jika muntahannya berwarna kuning, Bunda harus segera membawa si kecil ke dokter.
Baca Juga: Penyebab Bayi Muntah Setelah Minum ASI dan Cara Mengatasinya
Berikut ini adalah gejala, penyebab, dan cara mengatasi muntah kuning pada bayi yang perlu Bunda ketahui. Cek di sini ya!.
Penyebab Bayi Muntah
Sebelumnya Bunda harus tahu dulu mengapa bayi muntah. Yang pasti bayi muntah karena beberapa sebab ya.
Bayi muntah bisa menjadi salah satu masalah klasik yang membuat hati kita terenyuh. Apalagi, bila bayi mungil kita yang baru berusia beberapa minggu mengalami muntah. Tentu kita ingin tahu apa saja yang bisa menyebabkan bayi muntah. Yuk, kita simak beberapa informasi dari berbagai sumber terpercaya berikut ini.
1. Muntah Tanpa Penyebab yang Jelas
Jika bayi muntah tanpa penyebab yang jelas, kemungkinan besar itu karena sistem pencernaannya yang masih berkembang dan belum sempurna. Muntah dengan warna kekuningan seperti keju mungkin tidak perlu dikhawatirkan, kecuali jika bayi muntah terlalu sering dan berat badannya tidak bertambah.
2. Reflux atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
Jika bayi muntah disertai gejala-gejala seperti:
- Frekuensi dan jumlah muntah yang semakin memburuk
- Bayi rewel setelah disusui
- Sering batuk
- Kenaikan berat badan yang lambat
Kemungkinan besar penyebabnya adalah reflux, kondisi ketika makanan (ASI maupun susu formula) naik kembali dari lambung karena otot esofagus belum cukup kuat menahannya. Periksa ke dokter untuk memastikannya. Bayi yang terlalu kenyang lebih mudah mengalami reflux. Pastikan lubang di dot botol susu tidak terlalu besar.
Baca Juga: 4 Penyebab Hiperemesis Gravidarum dan Cara Ampuh untuk Mengatasinya
3. Beberapa Penyakit Umum
Anak juga bisa muntah jika sedang batuk pilek, infeksi telinga, atau infeksi saluran kencing.
4. Terlalu Banyak Udara Masuk
Bayi bisa muntah jika terlalu banyak udara yang masuk saat menyusu atau makan. Pastikan bayi tidak mengisap udara saat minum dari botol.
5. Gerakan Ayun atau Memutar
Jika bayi muntah dengan gejala lemas, kehilangan nafsu makan, menguap, berkeringat, atau pucat, penyebabnya mungkin gerakan seperti naik mobil, ayunan, atau wahana permainan di taman bermain.
6. Alergi Makanan atau Intoleransi Laktosa
Jika bayi hampir selalu muntah setelah makan dan disertai gejala seperti ruam kulit, gatal-gatal, bengkak, kesulitan bernapas, atau bahkan tidak sadar, kemungkinan besar penyebabnya adalah alergi makanan.
7. Infeksi Virus
Jika bayi muntah dan hanya dia yang mengalami gejala seperti diare, demam, dan sakit perut, kemungkinan penyebabnya adalah virus, misalnya rotavirus.
8. Keracunan Makanan
Jika bayi atau balita muntah dan ada anggota keluarga lain yang mengalami diare, demam, dan sakit perut, kemungkinan penyebabnya adalah keracunan makanan, seperti kontaminasi bakteri salmonella atau e-coli.
9. Penyempitan Usus
Jika bayi muntah banyak 15-30 menit setelah makan dan terjadi dua kali berturut-turut, kemungkinan penyebabnya adalah Hypertrophic Pyloric Stenosis atau penyempitan intestin (usus kecil).
Gejala Bayi Muntah Kuning yang Harus Diwaspadai
Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan bayi muntah kuning adalah usus terlilit atau tersimpul, yang disebut intestinal malrotation, dan sering berkembang menjadi komplikasi volvulus pada tahun pertama kehidupan bayi. Gejala yang harus diwaspadai meliputi:
– Muntah berwarna kuning atau hijau
– Nyeri di bagian perut
– Sembelit atau kesulitan buang air besar
– Kotoran bayi bernoda merah seperti darah
– Bayi mudah tersentak atau terkejut
Jika bayi Bunda mengalami gejala-gejala di atas, segera bawa ke dokter. Penanganan dini dapat meningkatkan peluang bayi untuk sembuh.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Diare pada Bayi Secara Alami yang Benar
Penyebab Muntah Kuning
Secara umum, muntah bukanlah suatu kondisi medis melainkan gejala yang menyertai berbagai kondisi, mulai dari infeksi hingga penyakit kronis. Muntah yang berlangsung hanya 1 atau 2 hari biasanya tidak dianggap serius dan mungkin merupakan reaksi tubuh terhadap iritasi di usus atau cara tubuh membuang hal-hal berbahaya. Warna muntah biasanya putih atau kecoklatan, tergantung pada makanan yang dikonsumsi.
Namun, muntah yang berwarna kuning atau hijau sering menandakan adanya empedu, yang dibuat oleh hati dan disimpan di kantong empedu. Meskipun tidak selalu berbahaya, muntah empedu bisa menjadi tanda adanya masalah serius seperti:
– Refluks empedu
– Keracunan makanan
– Muntah saat perut kosong
– Obstruksi atau penyumbatan usus
Apakah Bayi Muntah Kuning Normal?
Normal atau tidaknya muntah kuning pada bayi tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika disebabkan oleh perut kosong atau makanan berwarna kuning, mungkin tidak akan menimbulkan kondisi yang lebih berbahaya. Namun, muntah kuning yang terjadi terus-menerus, terutama dengan gejala lain seperti yang disebutkan di atas, memerlukan perhatian medis segera.
Tanda Bahaya Muntah Kuning pada Bayi
1. Muntah Proyektil yang Sering dan Kuat
Terutama jika bayi berusia di bawah dua bulan. Ini bisa menjadi tanda stenosis pilorus, di mana saluran antara perut dan usus menjadi terlalu sempit.
2. Muntah Berwarna Hijau atau Kuning Kehijauan yang Terus Menerus
Ini bisa menjadi tanda penyumbatan di usus bayi.
3. Darah dalam Muntahan
Bisa disebabkan oleh puting yang pecah-pecah dan berdarah saat menyusui, tetapi juga bisa menjadi tanda masalah serius.
4. Darah di Popok Bayi
Bisa menjadi tanda infeksi atau alergi.
5. Muntah Kuning Disertai Dehidrasi
Tanda dehidrasi meliputi popok basah yang lebih sedikit, mulut kering, menangis tanpa air mata, kantuk yang tidak biasa, pernapasan cepat, atau titik lunak cekung di kepala.
6. Menolak Makanan atau Minuman
Jika bayi menolak semua makanan atau minuman selama lebih dari beberapa jam, ia berisiko mengalami dehidrasi.
7. Muntah Lebih dari Dua Hari
Bisa menjadi tanda infeksi atau penyakit lain yang memerlukan perawatan.
8. Gejala Lain yang Mengkhawatirkan
Seperti demam atau sakit perut yang parah. Percayai insting Bunda dan cari bantuan medis jika merasa ada yang tidak beres.
Haruskah Bayi Muntah Kuning Diatasi?
Sebagian besar bayi dan anak-anak mudah muntah dan biasanya akan sembuh dengan cepat. Berikan banyak cairan agar mereka tidak mengalami dehidrasi. Jika muntah berlanjut dan bayi terlihat tidak sehat, segera konsultasikan dengan dokter anak. Jangan menggunakan obat untuk menghentikan muntah tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Baca Juga: 12 Obat Sakit Gigi untuk Anak yang Alami dan Sangat Manjur
Bisakah Muntah Dicegah?
Untuk membantu mencegah muntah, Bunda dapat mencoba beberapa cara berikut:
– Beri makan bayi dalam posisi tegak.
– Sangga bayi setelah menyusu.
– Baringkan bayi di sisi kiri.
– Hindari menggoyangkan atau mengajak bayi bermain setelah menyusui.
Jika bayi mengalami refluks ringan, Bunda bisa mengentalkan makanan bayi dengan tepung maizena atau pengental makanan bayi. Bayi merasa tidak nyaman setelah muntah, berikan ASI untuk membantu mencuci asam kembali ke perut.
Jika muntah berlanjut atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga selalu sehat ya Bunda!.