Bayi baru lahir rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit kuning yang ditandai warna kekuningan pada bagian putih mata (sklera). Kondisi mata bayi kuning biasanya terlihat selama 2-3 hari setelah kelahiran dan biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu.
Yang perlu diingat, bayi prematur juga punya risiko lebih tinggi terkena penyakit kuning. Hanya saja sebagian besar kasus di lapangan tidak sampai memerlukan perawatan medis.
Baca Juga: Tanda-Tanda Mau Melahirkan Bayi Laki-Laki yang Wajib Bunda Ketahui
Hati yang belum matang juga bisa menyebabkan mata bayi kuning. Fungsi hati yang kurang berkembang menyebabkan tingginya kadar bilirubin dalam darah dan dapat merembes ke jaringan sekitar, seperti kulit dan mata sehingga menyebabkan warnanya jadi kuning.
Penyebab Mata Bayi Kuning
Tidak Mencukupinya Pasokan ASI
Pemberian ASI yang tidak mencukupi dapat menyebabkan penyakit kuning pada bayi karena peningkatan kadar bilirubin yang sulit dikeluarkan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan tips berikut untuk mencegahnya:
- Meletakkan bayi baru lahir di dada ibu (skin to skin) selama 30-60 menit
- Memastikan pelekatan menyusui yang tepat
- Pemberian kolostrum untuk pembersihan mekonium secara dini
- Menyusui bayi minimal delapan kali sehari
- Hindari air putih, air gula, atau apa pun sebelum ASI karena akan mengurangi asupan ASI.
- Memantau asupan ASI berdasarkan frekuensi buang air kecil bayi (minimal 6-7 kali sehari) dan buang air besar (minimal 3-4 kali sehari).
Kandungan Tertentu dalam ASI
Kondisi mata bayi kuning juga bisa disebabkan oleh kandungan tertentu pada ASI yang ia konsumsi sehingga membuat bayi menahan bilirubin alih-alih mengeluarkannya melalui feses.
Sayangnya, belum diketahui penyebab kandungan ASI membuat mata bayi menjadi kuning, tetapi diduga akibat metabolisme hormon progesteron pada ASI yang menghambat asam uridin difosfoglukoronat (UDPGA).
Golongan Darah Tidak Cocok Antara Ibu dan Bayi
Golongan darah ibu dan bayi mungkin tidak cocok yang berujung pada pertarungan sel darah. Biasanya bila terjadi ketidakcocokan, maka sel darah merah bayi akan dihancurkan oleh sel darah merah ibu.
Baca juga: Muntah Bayi Kuning? Lakukan Hal Ini ya Bunda!
Konflik ini bisa terjadi sejak bayi dalam kandungan dan bisa dideteksi sejak hari pertama kelahirannya. Mata bayi kuning kadang tak terhindarkan.
Kelahiran Prematur
Bayi yang lahir prematur sangat rentan terkena penyakit kuning akibat liver yang belum matang sehingga ada perubahan warna mata dan kulitnya. Bayi baru lahir juga rentan terkena infeksi bakteri, salah satunya sepsis.
Kondisi ini dapat merusak sistem organ yang berujung pada kegagalan organ, bahkan kematian. Pendarahan internal juga dapat menyebabkan mata bayi kuning, terutama pada bayi prematur.
Perawatan untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi antara lain:
- Peningkatan cairan, seperti ASI atau susu formula (bayi di bawah 6 bulan) atau memberikan air putih atau jus buah segar (bayi di atas 6 bulan) karena dehidrasi dapat menyebabkan peningkatan kadar bilirubin;
- Peningkatan nutrisi untuk mencegah penurunan berat badan,
- Fototerapi, yaitu menggunakan cahaya untuk memecah bilirubin dalam tubuh bayi;
- Transfusi imunoglobulin intravena/IVIg (protein darah yang dapat menurunkan kadar antibodi) yang prosedurnya dilakukan di unit perawatan intensif neonatal.
Kapan Harus Menemui Dokter?
Sebagian besar rumah sakit punya kebijakan memeriksa saat mata bayi kuning sebelum memulangkannya. Bayi harus diperiksa apakah ada penyakit kuning antara hari ke-3 dan ke-7 setelah lahir karena kadar bilirubin biasanya mencapai puncaknya.
Baca Juga: Penyakit Kuning pada Bayi, Apa yang Perlu Diwaspadai?
Jika bayi dipulangkan sebelum 72 jam setelah lahir, coba Bunda jadwalkan untuk bertemu lanjutan dengan dokter dalam waktu dua hari setelah meninggalkan rumah sakit.
Tanda atau gejala berikut mungkin mengindikasikan penyakit kuning yang parah atau komplikasi akibat bilirubin yang berlebihan. Hubungi dokter anak jika:
- Kulit bayi, kulit perut, lengan, kaki, atau bagian putih mata bayi menjadi lebih kuning.
- Bayi tampak lesu, sakit, atau sulit dibangunkan.
- Berat badan bayi tidak bertambah atau menyusu dengan buruk.
- Bayi menangis dengan nada melengking.
- Bayi memiliki tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap.
Jika gejalanya semakin parah, Bunda perlu segera membawa si kecil ke dokter atau rumah sakit sebelum mata bayi kuning menjadi komplikasi.