Siapa sih yang tidak ingin kehamilan berjalan dengan lancar dan sehat sampai waktunya persalinan? Tentu saja, semua Bunda menginginkannya. Namun, kadang ada beberapa hal yang tidak terduga dan bisa saja terjadi, terutama di awal-awal kehamilan seperti missed abortion.
Mungkin istilah missed abortion ini masih terdengar asing ya, Bunda? Agar Bunda lebih tahu, berikut ya selengkapnya tentang kondisi kehamilan ini. Yuk, kita bahas lebih dalam!
Apa sih Missed Abortion Itu?
Missed abortion, atau juga dikenal dengan istilah *silent miscarriage* atau *missed miscarriage*, adalah kondisi di mana janin di dalam kandungan Bunda tidak berkembang atau sudah meninggal, tetapi tubuh Bunda tidak langsung memberikan sinyal keguguran seperti biasanya. Jadi, tidak ada gejala-gejala yang biasanya muncul seperti pendarahan atau kram perut.
Kondisi ini umumnya terjadi di awal kehamilan, biasanya sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Dan yang bikin missed abortion ini agak tricky adalah, kondisi ini sering tidak terdeteksi tanpa bantuan pemeriksaan USG (ultrasonografi). Jadi, kalau tanpa USG, missed abortion bisa saja terlewatkan.
Baca juga: Ternyata Ini Perbedaan Contoh Flek Tanda Kehamilan dan Menstruasi yang Bunda Perlu Tahu
Kenapa Missed Abortion Bisa Terjadi?
Bunda pasti bertanya-tanya, kenapa sih bisa terjadi missed abortion? Sampai sekarang, penyebab pastinya memang belum sepenuhnya diketahui. Tapi, hampir 50% kasus missed abortion disebabkan oleh kelainan kromosom pada janin. Embrio yang memiliki jumlah kromosom tidak sesuai akan mengalami gangguan dalam tumbuh kembangnya, yang bisa berujung pada kematian janin di awal kehamilan.
Selain masalah kromosom, ada juga beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko missed abortion. Misalnya, adanya masalah pada rahim seperti jaringan parut, atau Bunda memiliki riwayat gangguan endokrin atau autoimun. Oh ya, Bunda yang merokok berat juga lebih berisiko mengalami missed abortion. Dan, jangan lupakan juga trauma fisik yang bisa berkontribusi pada kondisi ini.
Kalau Bunda sampai terdiagnosis mengalami missed abortion, tidak perlu merasa bersalah. Pada kasus ini, embrio berhenti berkembang dan biasanya memang tidak ada penjelasan yang jelas. Jadi, penting untuk Bunda tidak perlu lagi menyalahkan diri sendiri, ya.
Apa Saja Gejala Missed Abortion?
Ini nih yang perlu Bunda waspadai, missed abortion seringkali tidak menimbulkan gejala yang khas. Bunda tidak akan merasakan pendarahan atau kram perut seperti keguguran pada umumnya. Tapi, bukan berarti tidak ada tanda-tanda sama sekali. Misalnya, kalau Bunda tiba-tiba menyadari gejala kehamilan seperti mual atau nyeri payudara berkurang atau hilang, ini bisa jadi salah satu tanda missed abortion.
Baca juga: Flek Saat Hamil Apakah Berbahaya?
Selain itu, kalau Bunda sering mengalami flek darah berwarna kecokelatan, jangan diabaikan, ya! Bisa jadi itu tanda ada yang tidak beres. Jika Bunda mengalami hal-hal tersebut, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan USG untuk memastikan kondisi janin.
Bagaimana Missed Abortion Didiagnosis?
Kalau Bunda merasa ada yang tidak beres dengan kehamilan, misalnya sering keluar flek darah kecokelatan atau tiba-tiba gejala kehamilan seperti mual hilang, jangan tunda untuk periksa ke dokter, ya. Dokter biasanya akan melakukan USG untuk mendeteksi detak jantung janin.
Kalau usia kehamilan Bunda masih di bawah 10 minggu, dokter juga mungkin akan memantau kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin) dalam darah. Jika kadar hCG tidak naik sesuai yang seharusnya, ini bisa menjadi indikasi bahwa kehamilan sudah berakhir.
Pengobatan dan Perawatan Missed Abortion
Missed abortion memerlukan penanganan medis segera, Bunda. Ada beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan, tergantung kondisi kehamilan dan kesehatan Bunda.
Seringkali, jaringan embrio akan keluar dengan sendirinya, dan Bunda akan mengalami keguguran secara alami. Namun, kalau jaringan embrio tidak keluar, Bunda mungkin perlu obat atau bahkan operasi untuk mengeluarkan jaringan embrionik dan plasenta.
Penting banget untuk menghindari konsumsi obat tanpa resep dokter, karena bisa berisiko bagi kesehatan Bunda. Selalu konsultasikan dulu dengan dokter mengenai langkah-langkah yang harus diambil.
Pemulihan Setelah Missed Abortion
Pemulihan setelah missed abortion bisa bervariasi bagi setiap wanita, ada yang butuh beberapa minggu, ada juga yang sampai beberapa bulan. Secara fisik, menstruasi Bunda kemungkinan akan kembali dalam 4-6 minggu setelah missed abortion. Namun, yang tidak kalah penting adalah pemulihan emosional, Bunda. Rasa sedih setelah kehilangan janin adalah hal yang wajar, dan Bunda butuh waktu untuk pulih dari itu.
Jangan ragu untuk mencari dukungan dari suami, keluarga, atau teman-teman. Jika perlu, Bunda juga bisa konsultasi dengan psikolog untuk membantu memulihkan kondisi emosional. Yang penting, jangan pendam sendiri ya, Bunda.
Apa yang Harus Dilakukan Setelah Mengalami Missed Abortion?
Setelah mengalami missed abortion, Bunda mungkin bisa hamil lagi setelah siklus haid kembali normal. Namun, sebagian besar dokter menyarankan untuk memberi jeda waktu setidaknya tiga bulan sebelum mencoba hamil lagi. Ini untuk memberikan waktu bagi tubuh Bunda untuk pulih sepenuhnya.
Kalau Bunda sudah lebih dari sekali mengalami keguguran, termasuk missed abortion, ada baiknya untuk konsultasi lebih lanjut dengan dokter. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari tahu apa penyebabnya dan memberikan penanganan yang tepat.
Baca juga: Macam-macam Abortus dan Cara Pencegahan yang Tepat
Missed abortion memang kondisi yang sulit, terutama karena sering terjadi tanpa gejala yang jelas. Tapi, dengan penanganan yang tepat dan dukungan dari orang-orang terdekat, Bunda bisa melewati masa sulit ini. Ingat, jangan pernah mengabaikan setiap perubahan kecil yang Bunda rasakan selama kehamilan. Kalau ragu, lebih baik segera periksa ke dokter untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
Menghibur Bunda yang Mengalami Missed Abortion
Jika teman Bunda atau Bunda sendiri yang sedang merasa sedih dan bingung setelah mengalami missed abortion, apa yang harus dilakukan? Kehilangan calon buah hati tentu bukanlah hal yang mudah, dan tidak ada yang bisa sepenuhnya menggambarkan perasaan yang sedang Bunda alami.
Perasaan sedih, marah, dan kecewa yang Bunda rasakan itu wajar. Setiap orang pasti akan merasakan kesedihan yang mendalam saat kehilangan, apalagi saat kehilangan yang sangat diharapkan. Beri diri Bunda waktu untuk merasakan dan memproses semua emosi tersebut. Tidak apa-apa untuk merasa sedih atau bahkan menangis. Ini adalah bagian dari proses penyembuhan.
Bunda, missed abortion bukanlah kesalahan Bunda. Kadang, ada hal-hal yang terjadi di luar kendali kita, dan ini adalah salah satunya. Yang penting sekarang adalah fokus pada kesehatan Bunda, baik fisik maupun emosional. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari suami, keluarga, atau teman dekat. Mereka pasti akan siap membantu Bunda melewati masa sulit ini.
Jika Bunda merasa perlu, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan seorang psikolog atau konselor. Mereka bisa membantu Bunda memproses perasaan dan memberikan panduan untuk kembali bangkit. Ingat, Bunda tidak sendiri dalam perjalanan ini.
Masa depan masih penuh dengan harapan, Bunda. Setelah melewati masa pemulihan ini, Bunda masih memiliki peluang besar untuk bisa hamil lagi dan memiliki bayi yang sehat. Untuk saat ini, berikan diri Bunda waktu untuk sembuh dan pulih sepenuhnya.
Jaga diri Bunda baik-baik, ya. Kesehatan Bunda adalah yang utama, dan Bunda berhak mendapatkan waktu dan ruang untuk pulih dari semua ini. Tetap semangat, Bunda!
Baca juga: 13 Tanda Keguguran yang Harus Bunda Waspadai
Semoga artikel ini membantu Bunda untuk lebih waspada dan menjaga kesehatan selama kehamilan. Jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan dokter setiap kali ada yang dirasa kurang nyaman, ya!