Di berbagai budaya di seluruh dunia, tradisi-tradisi yang berkaitan dengan kelahiran bayi memiliki peran penting dalam memperingati momen-momen bersejarah. Salah satu tradisi yang ditemukan dalam budaya Indonesia, terutama di kalangan masyarakat Jawa, adalah tradisi selapanan. Artikel ini akan mengenalkan tradisi selapanan, sebuah ritual yang diadakan saat bayi mencapai usia 35 hari.
Makna Tradisi Selapanan:
Tradisi selapanan merujuk pada ritual yang dilakukan oleh keluarga baru setelah bayi berusia 35 hari. “Selapan” dalam bahasa Jawa berarti “tiga puluh lima.” Ritual ini menandai momen yang penting dalam perkembangan bayi dan juga merupakan ungkapan syukur keluarga atas kelahiran bayi.
Tujuan dan Signifikansi:
1.Ungkapan Syukur: Selapanan adalah bentuk ungkapan syukur keluarga atas kelahiran bayi yang sehat dan selamat. Ini juga merupakan momen bagi keluarga untuk bersyukur kepada Tuhan atas berkat yang diberikan.
Baca juga: Rekomendasi Skincare Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui!
2.Pengenalan kepada Lingkungan Sosial: Melalui selapanan, bayi diperkenalkan kepada keluarga besar dan komunitas. Ini adalah kesempatan bagi kerabat dan teman-teman untuk bertemu dan memberikan doa serta harapan baik kepada bayi.
3.Perlindungan dan Doa: Tradisi ini juga memiliki aspek spiritual di mana keluarga dan kerabat mendoakan dan memberikan perlindungan kepada bayi agar tumbuh dengan sehat dan bahagia.
Rangkaian Tradisi Selapanan:
1.Upacara Doa: Keluarga biasanya mengadakan upacara doa di rumah atau di tempat ibadah, yang melibatkan doa bersama dan pembacaan ayat suci.
2.Memberi Nama: Beberapa keluarga memilih untuk memberi nama bayi dalam rangkaian selapanan ini, menandai penamaan resmi bayi.
3.Pemberian Hadiah: Keluarga dan teman-teman mungkin memberikan hadiah kepada bayi, seperti pakaian, mainan, atau perhiasan.
4.Makanan dan Jamuan: Setelah upacara doa, seringkali diadakan jamuan atau pesta makan bersama keluarga dan kerabat. Ini adalah momen untuk berkumpul dan merayakan bersama.
5.Filosofi Tradisional: Di beberapa budaya, selapanan juga dapat melibatkan tata cara yang lebih khusus dan memiliki filosofi tertentu yang terkait dengan kepercayaan lokal.
Tradisi selapanan adalah bentuk ungkapan syukur keluarga atas kelahiran bayi dan merupakan bagian penting dari budaya dan tradisi Jawa. Ini adalah momen untuk memperkenalkan bayi kepada keluarga besar dan komunitas, serta memberikan doa dan harapan baik untuk masa depannya. Meskipun tradisi ini dapat memiliki variasi dalam pelaksanaannya, tujuannya adalah untuk merayakan kelahiran bayi dengan rasa syukur dan kebahagiaan.