Memberikan ASI eksklusif memang sangat penting untuk tumbuh kembang si kecil. Namun, apa jadinya kalau bayi Bunda terlanjur meminum ASI basi? Pastinya situasi ini bisa bikin panik ya! Bunda langsung cari cara mengatasi bayi minum ASI basi!.
Jangan khawatir, ada langkah-langkah yang dapat Bunda lakukan untuk menangani kondisi ini dengan tenang dan efektif.
Mengapa ASI Basi Berbahaya?
ASI basi, terutama yang telah disimpan terlalu lama atau tidak sesuai prosedur, berisiko mengandung bakteri. Jika bayi meminumnya, si kecil bisa mengalami keracunan makanan. Tanda-tandanya bisa berupa mual, muntah, demam, diare, atau bahkan bayi menjadi rewel tanpa henti.
Baca juga: Ciri-Ciri ASI Basi yang Harus Bunda Ketahui agar Bayi Tetap Aman
Oleh karena itu, mengetahui cara mengatasi bayi minum ASI basi sangat penting untuk menjaga kesehatan si kecil.
Pertolongan Pertama Saat Bayi Minum ASI Basi
1. Cek Kondisi Bayi dengan Teliti
Amati apakah bayi menunjukkan gejala seperti muntah, diare, atau demam. Gunakan termometer untuk memeriksa suhu tubuh si kecil. Demam di atas 38°C biasanya menjadi tanda tubuh sedang melawan infeksi. Jangan panik, tetap tenang agar Bunda bisa mengambil langkah selanjutnya dengan tepat.
2. Hentikan Pemberian ASI yang Dicurigai Basi
Jika bayi langsung menunjukkan reaksi tak biasa setelah minum ASI, segera hentikan pemberian ASI tersebut. Periksa kembali ASI yang telah disimpan, terutama dari aroma, rasa, dan teksturnya. Bunda juga bisa mencoba menyimpan sampel ASI tersebut untuk diperiksa jika perlu berkonsultasi dengan dokter.
3. Posisikan Bayi Tegak
Jika bayi muntah setelah meminum ASI basi, posisikan tubuhnya tegak agar lebih mudah bersendawa. Posisi ini juga membantu si kecil mencegah muntahan masuk kembali ke saluran pernapasan. Berikan pijatan lembut pada perut bayi menggunakan minyak telon untuk membuatnya lebih nyaman.
Baca juga: Muntah Bayi Kuning? Lakukan Hal Ini ya Bunda!
4. Berikan Cairan Tambahan
Setelah bayi muntah atau diare akibat ASI basi, tubuhnya bisa kehilangan cairan. Jika si kecil sudah berusia lebih dari 6 bulan, Bunda dapat memberinya sedikit cairan tambahan seperti air putih atau oralit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Namun, jika bayi masih ASI eksklusif, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter.
5. Bawa ke Dokter Jika Kondisi Tidak Membaik
Jika gejala keracunan seperti muntah terus-menerus, diare berat, atau demam tinggi tidak kunjung reda, segera bawa bayi ke dokter. Dokter akan memberikan penanganan yang sesuai untuk mengatasi efek keracunan ASI basi.
Baca juga: Ini 9 Penyebab Bayi Muntah untuk Bunda Ketahui
Tips Mencegah ASI Basi
Supaya kejadian seperti ini tidak terulang, Bunda perlu memastikan penyimpanan dan penanganan ASI perah (ASIP) dilakukan dengan benar. Berikut beberapa tips yang bisa Bunda praktikkan:
- Cuci tangan sebelum memerah ASI. Pastikan tangan bersih untuk mencegah kontaminasi bakteri.
- Gunakan wadah steril. Pilih botol atau kantong ASI yang terbuat dari bahan berkualitas dan tertutup rapat. Kalau pakai kantong ASIP, Bunda bisa menggunakan kantong ASI GabaG. Ini adalah kantung ASI terbaik untuk menyimpan ASIP.
- Simpan ASI sesuai aturan. ASI di suhu ruangan bertahan 4 jam, di kulkas 24 jam, dan di freezer bisa hingga 6 bulan.
- Labeli wadah ASI. Beri keterangan tanggal dan waktu memerah untuk memastikan Bunda tidak salah mengambil ASI yang sudah kedaluwarsa.
- Hindari memanaskan ASI dengan microwave. Gunakan metode rendam air hangat agar kandungan nutrisi tetap terjaga.
Bayi minum ASI basi memang situasi yang tidak diinginkan, tetapi Bunda tetap bisa mengatasinya dengan langkah-langkah yang tepat. Selalu pantau kondisi bayi, hentikan pemberian ASI yang dicurigai basi, dan segera konsultasikan ke dokter jika gejala keracunan memburuk.
Baca juga: 5 Rekomendasi Cooler Bag ASI Terbaik (Terbaru Tahun 2024)
Ingat, pencegahan adalah kunci. Pastikan Bunda selalu menyimpan ASI perah dengan benar untuk menghindari risiko ASI basi. Dengan menjaga kebersihan dan mengikuti aturan penyimpanan, Bunda bisa memberikan ASI yang berkualitas tinggi untuk si kecil tanpa khawatir.
Jadi tetap tenang dan percaya diri ya, Bunda!.