Kasus cacar monyet atau Monkeypox terus meningkat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Perhatian global tertuju pada penyakit ini setelah lama tidak muncul. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga dapat menginfeksi bayi dan anak-anak.
Perlu Bunda pahami bahwa monkeypox sangat mudah menyebar, baik dari hewan maupun manusia yang terinfeksi. Oleh karena itu, penting untuk mencegah agar si kecil tidak tertular. Karena kalau anak kecil sakit, orang dewasa akan kerepotan sendiri.
Kasus pertama cacar monyet di Indonesia dilaporkan pada Agustus 2022. Pasien pertama adalah seorang pria berusia 27 tahun asal Jakarta yang baru saja kembali dari luar negeri. Patut dicermati. Setelah mengalami gejala seperti ruam, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening, lelaki itu dinyatakan positif terinfeksi cacar monyet. Pemerintah segera melakukan pelacakan kontak dan sosialisasi demi melakukan pencegahan penularan virus ini.
Simak penjelasan lengkap tentang cacar monyet di bawah ini untuk melindungi anak Bunda di rumah atau lingkungan luar!.
Baca juga: Cara Menurunkan Kuning Bayi dengan Cepat
Mengenal Cacar Monyet atau Monkeypox pada Bayi dan Anak
Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus monkeypox, yang berasal dari keluarga virus yang sama dengan cacar (smallpox). Disebut zoonosis karena bisa menular dari binatang kepada manusia.
Meskipun memiliki kemiripan dengan virus cacar, tapi cacar monyet cenderung lebih ringan. Namun, jika menimpa bayi dan anak-anak, penyakit ini bisa menimbulkan risiko yang lebih serius karena sistem kekebalan mereka belum sepenuhnya berkembang.
Penularan Cacar Monyet pada Bayi dan Anak
Cacar monyet dapat menular pada anak dan bayi melalui beberapa cara di antaranya sebagai berikut.
- Kontak langsung dengan cairan tubuh, luka, atau lesi kulit dari penderita
- Melalui droplet pernapasan saat berada dekat dengan orang yang terinfeksi dalam waktu yang lama
- Benda yang terkontaminasi, seperti pakaian, selimut, atau mainan yang terpapar virus
Anak-anak yang kontak dekat dengan anggota keluarga yang terinfeksi juga berisiko tinggi tertular. Jadi, waspadai kondisi sekeliling ya Bunda, apakah ada potensi terpapar pada virus ini.
Baca juga: Cara Menurunkan Panas pada Bayi yang Bikin Bunda Tenang
Gejala Cacar Monyet pada Bayi dan Anak
Gejala cacar monyet pada bayi dan anak mirip dengan gejala pada orang dewasa, hanya saja perlu diperhatikan lebih teliti karena gejalanya bisa lebih parah. Gejalanya meliputi:
- Demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan pada tahap awal
- Muncul ruam, dimulai dari wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh
- Ruam berkembang menjadi benjolan berisi cairan, kemudian melepuh, mengeras, dan mengelupas.
- Pembengkakan pada kelenjar getah bening, serta rasa tidak nyaman atau rewel pada bayi
Bagaimana Cara Dokter Mendiagnosis Cacar Monyet?
Dokter mula-mula akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada ruam atau lesi yang muncul. Riwayat kontak dengan penderita cacar monyet atau perjalanan ke daerah endemik juga akan diperiksa.
Guna memastikan diagnosis, dokter bisa meminta untuk dilakukan tes laboratorium seperti PCR dengan cara mengambil sampel dari lesi kulit atau cairan tubuh. Ini dilakukan sebagai langkah kehati-hatian demi kesehatan anak dan bayi.
Langkah Pencegahan Cacar Monyet
Beberapa cara yang dapat Bunda lakukan untuk mencegah cacar monyet tidak menular pada bayi dan anak adalah sebagai berikut.
- Hindarkan anak berkontak dengan orang yang terinfeksi atau yang menunjukkan gejala cacar monyet.
- Ajak dan ajari anak untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, terutama setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh virus.
- Ajarkan kepada anak untuk tidak berbagi barang pribadi, seperti handuk, pakaian, atau mainan dengan teman atau orang lain, bahkan anggota keluarga sendiri.
- Lakukan vaksinasi sebagai opsi pencegahan, terutama jika tinggal di daerah berisiko tinggi.
Pengobatan Cacar Monyet
Pengobatan cacar monyet bersifat suportif, yaitu fokus pada meredakan gejala dan menjaga kenyamanan pasien. Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk menurunkan demam atau mengurangi rasa sakit.
Yang tak kalah penting adalah menjaga hidrasi dan nutrisi anak dan bayi selama pemulihan. Dalam kasus tertentu, terutama pada anak dengan sistem imun yang lemah, penggunaan antivirus mungkin dipertimbangkan guna mengatasi cacar monyet.
Baca juga: Penyakit Kuning pada Bayi, Apa yang Perlu Diwaspadai?
Bisakah Cacar Monyet Sembuh Sendiri?
Ya, cacar monyet umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2-4 minggu. Namun, Bunda tetap perlu waspada karena beberapa kasus dapat menjadi lebih serius, terutama pada bayi, anak-anak, atau mereka dengan kondisi kesehatan tertentu. Pemantauan dan perawatan medis yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi penyakit.
Pantangan Anak yang Terkena Cacar Monyet
Anak yang menderita cacar monyet sebaiknya tidak menyentuh atau menggaruk lesi kulit untuk menghindari infeksi sekunder. Batasi interaksi fisik dengan orang lain hingga semua lesi mengering dan mengelupas.
Selain itu, penggunaan barang-barang pribadi seperti handuk dan peralatan makan juga harus dibatasi untuk mencegah penyebaran virus. Jangan sampai bercampur penggunaan alat-alat mandi atau pakaian di rumah, lebih-lebih di luar.
Baca juga: 13 Tanda Keguguran yang Harus Bunda Waspadai
Efek Samping Cacar Monyet
Pada anak-anak, cacar monyet dapat menimbulkan berbagai efek samping, mulai dari yang ringan hingga serius. Selain ruam yang bisa meninggalkan bekas, komplikasi seperti infeksi kulit sekunder, pneumonia, atau ensefalitis dapat terjadi pada kasus parah. Namun, Bunda jangan panik karena risiko ini bisa diminimalkan dengan perawatan yang tepat.
Beda Cacar Monyet dengan Cacar Air
Ruam cacar monyet dan cacar air memang mirip, tetapi ada beberapa perbedaan. Pada cacar air, ruam biasanya muncul pertama di tubuh sebelum menyebar ke wajah, sedangkan pada cacar monyet, ruam cenderung mulai di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Perbedaan lainnya adalah bahwa lesi cacar monyet berkembang lebih lambat dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dibanding cacar air. Lagi-lagi kewaspadaan Bunda sebagai orangtua dituntut selalu siaga.
Durasi Penyakit Cacar Monyet
Cacar monyet biasanya berlangsung antara 2-4 pekan. Selama periode ini, penderita masih dapat menularkan virus hingga semua lesi kulit mengering dan mengelupas. Maka perlu dijauhi atau diusahakan agar tidak berkontak dengan orang lain dulu.
Bolehkah Anak yang Terkena Cacar Monyet Mandi?
Anak yang terkena cacar monyet diperbolehkan untuk mandi. Namun, penting untuk menjaga kebersihan area ruam dengan hati-hati. Gunakan air hangat dan sabun lembut, serta hindari menggosok area ruam terlalu keras. Pastikan handuk yang digunakan bersih dan hanya digunakan oleh satu orang saja.
Cacar monyet pada bayi dan anak adalah penyakit yang harus diwaspadai karena dapat menimbulkan komplikasi serius. Bunda wajib mengenali gejala, memahami cara penularan, dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat adalah kunci untuk melindungi anak dari infeksi. Jika anak menunjukkan gejala cacar monyet, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang sesuai sebelum berkembang mengkhawatirkan.
Sehat-sehat selalu ya Bunda sekeluarga!.