Pernah dengar tentang ADHD dan autisme? Meski keduanya sering dianggap serupa karena melibatkan masalah perkembangan saraf, sebenarnya ada perbedaan ADHD dan autisme yang sangat mendasar, lho!
Agar Bunda tidak bingung lagi, berikut perbedaan perbedaan ADHD dan autisme yang perlu Bunda tahu. Ini agar Bunda menjadi lebih paham dan tahu bagaimana cara mendukung si kecil yang mungkin menghadapi salah satunya.
Yuk baca perbedaan ADHD dan autisme secara lengkap!. Cek di sini ya!
Baca juga: Cara Mengatasi ADHD pada Anak Agar Lebih Optimal
Apa Itu ADHD?
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, mengendalikan impuls, dan mengatur tingkat aktivitas fisiknya. Anak-anak dengan ADHD biasanya:
- Sulit fokus pada satu tugas.
- Mudah teralihkan oleh hal-hal di sekitarnya.
- Impulsif dalam bertindak, sering kali tanpa berpikir panjang.
- Hiperaktif dan cenderung tidak bisa duduk diam dan terus bergerak.
Baca juga: 5 Tips Memilih Tas Sekolah Anak Perempuan yang Awet
ADHD sering kali terlihat pada anak usia sekolah yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang memerlukan konsentrasi jangka panjang, seperti membaca atau menyelesaikan PR. Walau ADHD bisa mengganggu performa akademis dan hubungan sosial, ada beberapa cara efektif untuk membantu mereka, Bunda. Mulai dari terapi perilaku hingga pengobatan, ADHD bisa dikelola dengan baik.
Baca juga: Gejala Anak ADHD yang Bunda Harus Tahu
Apa Itu Autisme?
Sementara itu, autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah kondisi perkembangan saraf yang memengaruhi cara seseorang berinteraksi sosial, berkomunikasi, dan merespons lingkungannya. Anak dengan autisme seringkali:
- Kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.
- Memiliki minat terbatas dan perilaku berulang.
- Sangat sensitif terhadap rangsangan sensorik, seperti suara keras atau cahaya terang.
- Menyukai rutinitas yang teratur dan merasa terganggu jika ada perubahan.
Baca juga: Menu Makan Siang Sekolah Mancanegara yang Menggiurkan
Anak-anak dengan autisme mungkin sulit memahami isyarat sosial seperti ekspresi wajah atau nada bicara, sehingga sering kali mereka tampak “terpisah” dari interaksi sosial sehari-hari. Tingkat keparahan autisme pun bervariasi, dari yang ringan hingga yang berat, tergantung pada masing-masing anak.
Perbedaan ADHD dan Autisme yang Perlu Bunda Tahu
Meski sama-sama memengaruhi perkembangan anak, perbedaan ADHD dan autisme sangat berbeda dalam beberapa hal penting. Berikut perbedaan utama yang perlu Bunda tahu:
1. Perhatian dan Fokus
– ADHD: Anak dengan ADHD cenderung kesulitan mempertahankan fokus pada satu tugas dalam jangka waktu lama. Mereka mudah teralihkan oleh hal-hal di sekitar mereka dan sering berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lain dengan cepat.
– Autisme: Sebaliknya, anak dengan autisme bisa memiliki fokus yang sangat mendalam pada hal-hal tertentu yang mereka minati. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempelajari atau melakukan hal yang sama, bahkan sampai obsesif.
2. Komunikasi
– ADHD: Anak dengan ADHD mungkin berbicara terlalu banyak atau impulsif, tapi kemampuan komunikasi mereka secara umum tidak terlalu terganggu. Mereka bisa ikut terlibat dalam percakapan, meski kadang terlalu mendominasi atau sulit menunggu giliran bicara.
– Autisme: Pada anak dengan autisme, komunikasi sosial adalah tantangan besar. Mereka sering kali kesulitan memahami isyarat non-verbal seperti ekspresi wajah, intonasi, dan bahasa tubuh. Bahkan, beberapa anak dengan autisme mungkin tidak berbicara sama sekali atau kesulitan mengutarakan perasaan dan kebutuhan mereka.
Baca juga: Cara Optimalisasi Bakat Kecerdasan Anak 1-2 Tahun
3. Rutinitas
– ADHD: Anak dengan ADHD cenderung tidak begitu menyukai rutinitas yang monoton. Mereka mungkin merasa cepat bosan dan mencari hal-hal baru untuk tetap merasa terstimulasi.
– Autisme: Sebaliknya, anak dengan autisme biasanya sangat terikat pada rutinitas. Mereka merasa nyaman dengan aktivitas yang terstruktur dan dapat merasa cemas atau terganggu jika ada perubahan dalam rutinitas harian mereka.
Baca juga: 5 Resep Jajanan Anak Sekolah, Dijamin Ketagihan!
4. Sensitivitas Sensorik
– ADHD: Anak dengan ADHD jarang mengalami sensitivitas sensorik yang signifikan. Meskipun hiperaktif, mereka tidak memiliki masalah besar dengan suara keras, cahaya, atau tekstur tertentu.
– Autisme: Anak dengan autisme seringkali sangat sensitif terhadap rangsangan sensorik. Mereka mungkin merasa tidak nyaman dengan suara bising, tekstur makanan tertentu, atau cahaya yang terlalu terang.
Baca juga: 10 Perlengkapan Sekolah Anak TK yang Wajib Dibeli
Cara Mengasuh Anak dengan ADHD atau Autisme
Mengasuh anak dengan ADHD atau autisme memang butuh kesabaran ekstra, Bunda. Berikut beberapa tips yang bisa Bunda terapkan:
1. Rutinitas yang Konsisten
Untuk anak dengan ADHD maupun autisme, rutinitas sangat penting. Buatlah jadwal harian yang teratur agar mereka merasa lebih aman dan tidak mudah teralihkan.
Baca juga: Bikin Semangat! Gunakan 4 Tas Sekolah Aesthetic Ini Untuk Anak
2. Komunikasi yang Jelas
Jika anak Bunda memiliki ADHD, gunakan instruksi yang singkat dan jelas. Sementara itu, untuk anak dengan autisme, gunakan alat bantu visual, seperti gambar atau kartu, untuk membantu mereka memahami apa yang harus dilakukan.
Baca juga: MPASI Gluten Free untuk Bayi Sensitif Gluten
3. Manajemen Waktu
Anak dengan ADHD memerlukan struktur waktu yang jelas. Gunakan alarm atau pengingat visual untuk membantu mereka tetap fokus dan menyelesaikan tugas.
4. Pengembangan Keterampilan Sosial
Baik anak dengan ADHD maupun autisme memerlukan dukungan dalam mengembangkan keterampilan sosial. Bermain peran atau terlibat dalam kegiatan kelompok kecil bisa membantu mereka belajar berinteraksi dengan lebih baik.
Baca juga: Gaya Parenting Tiger Mom vs Elephant Mom, Bunda Suka yang Mana?
5. Lingkungan yang Nyaman
Ciptakan lingkungan yang mendukung untuk anak dengan sensitivitas sensorik, seperti pengaturan cahaya yang lembut dan suasana yang tenang.
Dukungan Profesional dari Tenaga Medis
Selain tips di atas, mendapatkan dukungan dari para ahli juga sangat penting. Terapi perilaku, terapi wicara, dan terapi okupasi bisa membantu anak dengan ADHD maupun autisme untuk mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan. Konsultasikan dengan dokter atau terapis untuk mendapatkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.
Jadi Bunda, baik ADHD maupun autisme adalah kondisi yang memengaruhi perkembangan anak secara signifikan, tapi keduanya memiliki perbedaan penting dalam hal perhatian, komunikasi, rutinitas, dan sensitivitas sensorik. Dengan memahami perbedaan ini, Bunda bisa memberikan dukungan yang lebih tepat untuk si kecil. Ikut bergabung dengan komunitas yang memiliki anak ADHD juga akan membantu Bunda lebih mengoptimalisasi anak yang ADHD dan autis.
Baca juga: Rekomendasi Dokter Anak di Jakarta dan Sekitarnya
Sekarang sudah tahu ya Bunda, apa saja perbedaan ADHD dan autisme agar Bunda bisa mengetahui langkah tepat selanjutnya demi masa depan anak. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dan tetap berikan cinta serta dukungan yang penuh kesabaran. Setiap anak adalah individu yang unik dan membutuhkan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Jadi tetap semangat, Bunda!