Bunda pasti akan sangat khawatir bila melihat anak balita yang masih kecil memiliki kebiasaan memukul terhadap ibu, teman sebaya, atau orang lain. Perilaku anak suka memukul ini memang harus diwaspadai, agar tidak keterusan. Meskipun hanya bercanda, tapi terkadang tingkahnya tersebut menjadi kebiasaan hingga membuat sekitarnya tidak nyaman.
Bunda tidak perlu frustasi kalau melihat anak suka memukul. Perlu Bunda tahu, kecenderungan balita yang suka memukul bukan berarti Bunda salah dalam mendidik anak ya. Lebih baik Bunda cari tahu alasan anak, sehingga bisa tahu langkah-langkah selanjutnya agar anak tidak melakukan pemukulan lagi kepada orang lain.
Agar Bunda tidak galau lagi, yuk baca selengkapnya alasan anak suka memukul dan cara mengatasinya dengan benar!. Cek di sini selengkapnya ya!
Kenapa Anak Suka Memukul
Pertama-tama, Bunda harus bisa memahami apa alasan anak balita suka memukul. Karena bukan hanya karena membela diri saja, tapi bisa saja anak malah menjadi pelaku perundungan (Bullying). Dan harus segera diatasi agar tidak menjadi kebiasaan dalam tumbuh kembang anak.
Alasan anak suka mukul itu macam-macam ya Bunda, diantaranya adalah:
1. Belum Bisa Berkomunikasi dengan Baik
Untuk balita yang kosakatanya kurang, kadang untuk berinteraksi butuh suatu cara yang tepat. Sehingga baik balita dan orang yang diajak berbicara paham apa yang diinginkan. Namun sayangnya, karena belum mampu bicara lancar seringkali tangan digunakan sebagai alat komunikasi.
Jadinya anak memukul sebagai bentuk komunikasi pada orang lain, termasuk ibunya. Namun bila pukulan itu diarahkan pada teman sebagai bentuk komunikasi ini yang akan menjadi suatu permasalahan. Sehingga Bunda harus bisa mengarahkan agar anak tidak terbiasa melakukan hal tersebut, terutama hingga melukai orang lain.
Baca Juga: Waspada 5 Penyebab Diare Anak
2. Mencoba Mempertahankan Area atau Benda Miliknya
Balita yang posesif terhadap mainannya mungkin memukul teman yang terlihat ingin merebut mainan tersebut. Selain itu, ia bisa saja memukul orang yang terlalu dekat dengan ibu atau ayahnya. Ini mungkin hanya usaha anak untuk mempertahankan wilayah dan benda yang dianggapnya miliknya. Namun karena belum tahu bagaimana cara bertahan, anak jadi memukul yang rasanya seperti ingin merebutnya.
3. Belum Mampu Mengekspresikan Diri dengan Baik
Ketidakmampuan balita yang belum mampu mengekspresikan diri dengan kata-kata yang tepat untuk mengungkap kebutuhan atau keinginannya, dapat menyebabkannya frustasi. Sehingga anak balita mungkin akan memilih untuk memukul sebagai cara untuk mengekspresikan dirinya.
4. Rasa Tidak Nyaman Dalam Suatu Kondisi Tertentu
Biasanya anak suka memukul karena tidak nyaman. Bisa saja balita mukul ketika lelah, lapar, haus, bosan, atau tidak nyaman. Bunda dapat mengurangi kegelisahan anak dengan memastikan bahwa anak sudah cukup makan dan tidur sebelum bermain dengan teman-temannya. Jadi tidak akan rewel, apalagi saat waktunya bersosialisasi dengan orang lain
5. Adanya Perubahan dalam Keluarga
Bila terjadi suatu perubahan besar dalam keluarga seperti pindah rumah, kelahiran adik baru, perselisihan antara orang tua, atau kekerasan dalam rumah tangga dapat membuat balita menjadi suka memukul atau menggigit secara tiba-tiba. Ini mungkin adalah rasa adaptasinya karena anak bingung untuk melakukan apa dan bersikap bagaimana.
Baca Juga: 10 Ide Bekal Anak dari Roti Tawar yang Lezat
Tips Agar Anak Tidak Suka Memukul
Bunda tidak perlu panik, berikut beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi anak yang suka memukul!.
1. Jangan Menggunakan Kekerasan dalam Mendidik Anak
Ketika orang tua menggunakan tindakan fisik, seperti memukul atau mencubit, dalam mendidik anak, yang ada akan tersimpan dalam memori anak. Anak juga akan menjadi lebih semakin agresif, bukannya malah berhenti. Lebih baik berikan pembelajaran kepada anak dengan cara yang lembut ya Bunda. Bunda bisa memeluk anak sambil memberikan nasihat dengan tegas namun tenang.
Percayalah Bunda, menggunakan emosi dan amarah dalam mendidik anak bukanlah jawaban yang benar!.
2. Siaga dengan Anak
Selalu perhatikan sikap anak dan jangan lupa kalau anak sudah menunjukkan tanda-tanda akan memukul, Bunda bisa segera menghindarkannya dari interaksi tersebut. Mencegah anak memukul saat bersosialisasi dengan temannya
Menghindarkan anak bukan berarti membatasi anak berteman dengan anak lain ya. Tetap bisa kok Bunda, tapi tetap butuh pengawasan. Bisa Bunda bisa guru yang berhadapan langsung dengan anak. Selain itu, dengan menghindarkan anak dari teman yang sekiranya rentan memukul dan dipukul bisa mencegah bullying terjadi.
Alihkan perhatian anak ke arah lain, bisa pakai mainan atau ajak ke tempat lain yang lebih nyaman ya Bunda. Anak tenang dan pasti jadi senang. Betul tidak?.
3. Ajari Anak Bisa Meminta Maaf
Bunda bisa mengajari anak untuk belajar meminta maaf jika bersalah. Pelan-pelan saja ya Bunda. Mungkin masih egois, tapi yakinlah pasti anak bisa. Kebiasaan baik ini akan membantunya bersosialisasi dengan anak lain. Jika anak memukul anak lain, maka dia akan segera meminta maaf. Meskipun mungkin tidak tulus pada awalnya, tapi dapat diingat anak sehingga akan melakukan hal tersebut jika salah.
Percayalah, kata maaf masih kata magic loh Bunda!.
4. Ngobrol dengan Anak
Setelah anak merasa tenang, Bunda dapat berdiskusi dengan lembut tapi tegas mengenai alasannya melakukan pemukulan. Bunda bisa menjelaskan bahwa menyakiti orang lain tidak baik. Ajari anak kalau hal tersebut tidak baik, karena kalau dipukul pasti sakit.
Dengan mengajak ngobrol anak, Bunda juga jadi tahu dari hati ke hati apa yang dia rasakan dan alami. Ini akan membuat Bunda lebih paham perasaan anak yang dialami.
5. Ajarkan Cara Menggunakan Tangan dengan Baik
Karena balita belum bisa mengetahui apa saja fungsi panca indera dengan baik. Tidak ada salahnya Bunda memberi contoh yang baik cara menggunakan tangan. Seperti memeluk, membelai, memijat, atau berjabat tangan, sehingga anak akan belajar untuk menggunakan tangan dengan lembut. Jika anak cenderung memukul, Bunda dapat mengalihkannya dengan gerakan positif.
6. Berikan Konsekuensi Jika Diulangi
Memberikan konsekuensi atas tindakan anak tidak harus berupa kekerasan. Bunda dapat memilih cara lain, seperti mengurangi waktu bermain dengan mainan favoritnya. Tetap berikan konsekuensi agar anak tahu kalau perbuatan yang dilakukannya salah.
7. Balut Dengan Kebaikan Ajaran Agama
Sambil mengajarkan keimanan, tidak ada salahnya Bunda memberinya pengetahuan kalau Tuhan tidak mengajarkan dalam agama untuk memukul orang lain. Bukan hanya dari norma, tapi juga berikan alasan ajaran agama kalau Tuhan tidak suka anak yang suka mukul.
Ajarkan baik buruk, salah benar dalam bersikap sesuai ajaran agama masing-masing. Ini akan membuat anak paham kalau memukul itu adalah perbuatan salah yang Tuhan tidak suka.
Baca Juga: 7 Ide Bekal Sekolah Simpel Anak yang Menyenangkan
Jangan lupa, kadang perilaku agresif pada anak seperti memukul ini bisa saja karena pengaruh dari berbagai konten kekerasan dalam video, game, film atau acara TV. Jadi Bunda wajib membatasi dan selalu mengawasi apa saja tontonan anak. Jika perilaku memukul terus berlanjut, konsultasikan dengan psikolog anak untuk mendapatkan bantuan dalam memahami penyebab utama dan membantu mengatasi perilaku tersebut.
Tidak mudah memang membuat anak yang gemar memukul menjadi berhenti. Tapi bukan berarti tidak bisa ya Bunda. Lakukan hal di atas ya!. Selamat mencoba!.