Bunda pasti pernah mendengar atau bahkan mengalami sendiri betapa melelahkannya kalau anak lagi tantrum, bukan? Pusing banget, apalagi kalau kejadiannya di tempat umum. Pasti Bunda tambah malu, sedih dan bertanya anak tantrum karena apa. Sabar ya Bunda!.
Sebenarnya, anak tantrum karena apa adalah salah satu hal yang pasti dialami hampir semua orang tua yang memiliki balita. Jadi itu sangatlah wajar ya Bunda. Anak-anak yang masih berusia 1-3 tahun seringkali menunjukkan ledakan emosi yang disebut tantrum, yang bisa berupa teriakan, tangisan, atau bahkan berperilaku agresif seperti menendang atau memukul. Dan ini akan terus terjadi selama anak belum bisa berbicara lancar atau berani mengungkapkan apa yang membuatnya tidak nyaman.
Dan masih jadi pertanyaan banyak orang tua di seluruh dunia, “Kenapa sih anak bisa tantrum? Anak tantrum karena apa, ya?”. Agar Bunda tidak bingung lagi, cek penyebab anak tantrum dan bagaimana cara mengatasinya yang benar di artikel GabaG ini ya!.
10 Penyebab Anak Tantrum Karena Apa?

Sebelum ngobrolin tentang cara mengatasi tantrum, penting bagi Bunda untuk memahami penyebabnya terlebih dahulu. Tantrum pada anak sebenarnya cara mereka untuk mengekspresikan perasaan yang belum bisa diungkapkan dengan kata-kata. Makanya jadi tantrum yang sering membuat Bunda pusing.
Berikut adalah beberapa penyebab anak tantrum yang seringkali terjadi!.
1. Anak Menginginkan Perhatian Orang Tua
Salah satu penyebab anak tantrum yang paling umum adalah anak ingin mendapatkan perhatian dari Bunda dan Ayah. Wajar kok di usia ini, meskipun anak mulai berusaha untuk mandiri, mereka tetap sangat mendambakan perhatian dari orang tua. Ketika anak merasa tidak mendapatkan perhatian, misalnya saat Bunda sedang sibuk mengurus pekerjaan rumah, anak akan sangat merasa kecewa dan akhirnya meluapkan emosinya dalam bentuk tantrum.
2. Tidak Mendapatkan Apa yang Diinginkan
Pernahkah Bunda menolak permintaan anak saat dia ingin dibelikan mainan atau camilan? Kejadiannya sering terjadi di tempat umum kan? Biasanya, anak-anak yang masih balita belum mampu memproses kekecewaan dengan baik. Jadi kalau keinginannya tidak terpenuhi, mereka seringkali melampiaskan perasaan frustrasi itu dengan tantrum.
Baca juga: 10 Ide Me Time Ibu Menyusui agar Tetap Waras dan Bahagia
3. Perutnya Tidak Nyaman
Tahu tidak kalau kadang penyebab anak tantrum karena apa bukanlah disebabkan masalah emosional, tetapi karena fisiknya. Misalnya, anak merasa perutnya sakit atau kembung, tetapi tidak bisa mengungkapkan hal itu pada Bunda. Ya jadinya anak akan rewel dan mudah marah untuk menunjukkan ketidaknyamanan fisik seperti sakit perut atau kembung yang dialaminya.
4. Terlalu Banyak Konsumsi Gula
Ternyata makanan yang mengandung banyak gula, seperti permen, coklat batangan, atau minuman manis kemasan juga bisa mempengaruhi mood anak. Gula menyebabkan kadar gula darah naik dengan cepat, tetapi juga dapat turun dengan cepat. Hal ini bisa membuat anak merasa tidak nyaman dan terbitlah tantrum.
5. Belum Bisa Komunikasi Lancar
Tantrum biasanya terjadi pada usia 1-3 tahun, di mana kemampuan berbicara anak masih terbatas. Anakl mungkin merasa kesulitan untuk menyampaikan apa yang dia rasakan atau inginkan, sehingga perasaan frustrasinya tumpah dengan cara tantrum.
Baca juga: 6 Cara Mengajarkan Emosi pada Balita
6. Menghindari Hal yang Tidak Disukai
Pada usia balita, anak-anak mulai memiliki preferensi terhadap hal-hal tertentu. Mereka bisa marah atau menolak melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai, seperti diminta untuk berhenti bermain atau membereskan mainannya. Tantrum menjadi cara mereka untuk mengekspresikan ketidaksukaan mereka.
7. Kurang Tidur
Jangan kaget kalau anak yang tidak cukup tidur atau kelelahan akan lebih cenderung tantrum. Tidur yang tidak cukup bisa memengaruhi mood anak dan membuat mereka lebih mudah marah dan frustrasi.
Baca juga: 10 Alasan Mengapa Bayi Menangis Saat Tidur?
8. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Beberapa anak yang mengalami ADHD bisa menjadi lebih impulsif, hiperaktif, dan sulit mengendalikan perasaan mereka. Anak-anak dengan ADHD mungkin sering meluapkan frustrasi mereka dalam bentuk tantrum, terutama ketika mereka merasa kesulitan dalam berfokus atau berkonsentrasi.
9. Autisme
Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD) sering kali mengalami overstimulasi dan kesulitan dalam berkomunikasi. Ketidakmampuan untuk mengekspresikan perasaan mereka atau ketidaknyamanan fisik atau emosional bisa menyebabkan mereka tantrum.
10. Gangguan Cemas
Balita juga bisa merasakan kecemasan loh Bunda. Anak yang merasa cemas atau takut mungkin meluapkan perasaan tersebut dengan tantrum. Kecemasan ini bisa disebabkan oleh situasi baru atau pengalaman yang menakutkan bagi si Kecil.
5 Cara Mengatasi Anak Tantrum yang Tepat

Jadi Bunda sudah tahu kan anak tantrum karena apa saja? Sekarang harus tahu apa yang bisa Bunda sekeluarga lakukan untuk mengatasi atau mengurangi tantrum. Ini beberapa cara yang bisa Bunda coba untuk mengatasi anak tantrum!.
1. Biasakan Ngobrol dan Berkomunikasi yang Baik dengan Anak
Apapun masalahnya, berkomunikasi dengan baik adalah solusinya. Termasuk menghindari tantrum ya dengan menjaga komunikasi yang baik dengan anak loh Bunda. Meski anak belum bisa berbicara dengan lancar, Bunda bisa berusaha untuk mendengarkan perasaan mereka. Ajarkan anak untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata, seperti mengatakan “Saya marah” atau “Saya kecewa”. Dengan komunikasi terbuka, anak belajar untuk mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang lebih sehat.
Baca juga: Aplikasi Parental Control Terbaik 2024 untuk Awasi Gawai Anak
2. Bantu Anak Mengenali Emosi Mereka
Tantrum sering terjadi karena anak tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Bunda bisa membantu si Kecil untuk mengenali berbagai macam emosi, seperti marah, sedih, atau kecewa. Misalnya, Bunda bisa mengatakan, “Ibu tahu kamu marah karena mainanmu diambil Kakak, ya? Itu membuat kamu merasa sedih, ya?” Dengan membantu anak mengenali perasaan mereka, Bunda memberi mereka keterampilan untuk mengelola emosi dengan lebih baik.
Baca juga: Bagaimana Cara Menghadapi Anak Pemarah?
3. Berikan Kesempatan untuk Menenangkan Diri
Ketika anak mulai tantrum, Bunda bisa memberinya ruang untuk menenangkan diri. Hindari membentak atau memberikan hukuman, karena hal itu bisa memperburuk keadaan. Sebaliknya, beri anak waktu untuk meredakan emosinya. Setelah itu, Bunda bisa berbicara dengan si Kecil untuk menjelaskan mengapa perilakunya tidak tepat dan membantu anak untuk belajar cara yang lebih baik untuk mengatasi frustrasi mereka.
4. Batasi Konsumsi Gula
Untuk mengurangi tantrum yang dipicu oleh konsumsi gula berlebih, Bunda bisa membantu anak dengan membatasi makanan atau minuman manis. Pastikan makanan yang dikonsumsi anak mengandung gizi yang seimbang, sehingga anak merasa lebih nyaman secara fisik dan emosional.
5. Cukupi Kebutuhan Tidur Anak
Cara efektif untuk mengurangi tantrum adalah memastikan anak cukup tidur. Tidur yang cukup membantu mengatur mood anak dan mencegah kelelahan yang bisa memicu tantrum. Buatlah rutinitas tidur yang konsisten dan pastikan anak tidur cukup sesuai dengan usianya.
Baca juga: Cara Melatih Fokus Anak Berdasarkan Usia yang Tepat
Anak tantrum adalah hal yang wajar dalam perkembangan mereka, terutama di usia balita. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari keinginan untuk mendapatkan perhatian, merasa tidak nyaman, hingga kesulitan dalam berkomunikasi.
Namun dengan pemahaman yang baik tentang penyebabnya, Bunda bisa lebih sabar dan siap menghadapi tantrum pada anak. Yang terpenting, Bunda harus memberi dukungan emosional agar anak bisa belajar mengelola perasaan mereka dengan cara yang lebih sehat. Sediakan stok sabar yang besar ya Bunda!.