Sudah waktunya umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan. Ini merupakan kewajiban bagi semua umat muslim yang sudah akil baliq, baik perempuan maupun pria diwajibkan untuk menjalankan puasa selama satu bulan penuh. Termasuk juga Bunda yang sedang berjuang mengASIhi bayinya, wajib tahu hukum puasa bagi ibu menyusui.
Namun, banyak Bunda yang bertanya tentang hukum puasa bagi ibu menyusui bayi. Apakah tetap wajib dilakukan untuk berpuasa kalau menurut ajaran Islam? Dan jika Bunda berpuasa apakah akan berdampak pada produksi ASI? Karena bayi kan harus minum ASI, sedangkan untuk stok ASI mungkin masih kurang?.
Tenang Bunda tidak perlu bingung, baik berpuasa maupun menyusui semuanya merupakan ibadah. Bahkan pada sebagian besar ulama sepakat bahwa ibu yang sedang menyusui diperbolehkan untuk berpuasa asalkan kondisi kesehatan Bunda dan bayi memungkinkan. Apalagi mengingat puasa di bulan Ramadan merupakan ibadah yang sangat berarti dan hanya terjadi sekali dalam setahun. Jadi masih ada banyak ibu menyusui yang merasa perlu untuk melaksanakan puasa.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Pompa ASI Handsfree Terbaik 2024
Agar Bunda semakin semangat tentang hukum puasa bagi ibu menyusui, lebih baik simak pada artikel ini jawabannya ya!. Sehingga apapun pilihan puasa atau tidak bisa membuat Bunda tetap dapat beribadah dan menyusui dengan baik. Cek di sini selengkapnya!.
Bolehkah Berpuasa Saat Menyusui Bayi?
Jika ini yang Bunda tanyakan apakah boleh ibu menyusui tetap berpuasa, jawabannya adalah boleh. Tapi ibu yang sedang menyusui juga diperbolehkan untuk tidak berpuasa.
Dalam hukum puasa untuk ibu menyusui, Bunda diperbolehkan untuk tidak berpuasa jika berpuasa dapat membahayakan kesehatan anak, ibu, atau keduanya. Dan Bunda diberikan kemudahan untuk menggantikan puasa bulan suci ini dengan puasa di hari lain selain bulan Ramadan (Qadha) hingga setahun ke depan.
Selain itu, Bunda yang tidak berpuasa dapat membayar fidyah selain mengganti puasa. Jadi dipilih yang termudah dan bisa dilakukan oleh ibu menyusui yang memutuskan tidak berpuasa. Fidyah ini biasanya berupa satu mud makanan pokok untuk setiap hari yang tidak berpuasa. Makanan pokok tersebut diberikan kepada orang miskin atau fakir, dengan satu mud sekitar 675 gram beras.
Baca Juga: Menu Buka Puasa Untuk Diet Rendah Kalori Tidak Bikin Gemuk, Wajib Coba ya Bunda!
Namun jangan lupa, bagi ibu menyusui yang memutuskan untuk tidak berpuasa harus berdasarkan informasi medis. Jadi langsung konsultasikan pada dokter, apakah bisa untuk berpuasa atau tidak ya Bunda.
Perhatikan Usia Bayi Bunda
Perlu Bunda tahu, bayi wajib hanya minum ASI selama 6 bulan setelah lahir ke dunia. Setelah masuk masa MPASI, Bunda bisa mengoptimalkan pemberian makan sehat gizi seimbang setiap harinya sesuai usia. Karena itu hukum puasa bagi ibu menyusui juga melihat usia bayi. Faktor usia bayi ini akan sangat berpengaruh pada pertimbangan utama keputusan ibu menyusui apakah akan berpuasa atau tidak selama bulan Ramadhan.
Bagi bayi yang berusia di bawah 6 bulan dan masih sangat bergantung pada ASI, disarankan agar Bunda tidak berpuasa. Namun, jika bayi telah berusia lebih dari 1 tahun, sudah mulai menerima makanan pendamping ASI, dan hanya mengonsumsi ASI beberapa kali sehari, maka ibu menyusui dapat memilih untuk berpuasa.
Namun kembali lagi, semua dikembalikan pada diri Bunda dan bayi masing-masing ya!. Karena memang ada kemudahan dalam Islam bagi ibu menyusui akan puasa atau tidak.
Ketika Berpuasa Apakah Produksi ASI berkurang?
Bagi para ibu menyusui, mungkin salah satu kekhawatiran yang muncul ketika berpuasa saat menyusui adalah terkait penurunan produksi ASI yang dianggap berkurang selama menjalankan berpuasa. Namun, faktanya, berkurangnya asupan kalori saat berpuasa tidak secara signifikan mempengaruhi produksi ASI. Penurunan berat badan bisa memengaruhi kandungan lemak dalam ASI, tetapi tidak mengganggu volumenya. Karena cadangan lemak tubuh yang dapat digunakan untuk memproses pembuatan ASI tetap berjalan baik. Jadi produksi ASI tidak mengalami penurunan meskipun ibu menyusui menjalani puasa ya Bunda. Meskipun produksi ASI tetap stabil, kandungan mikronutrien (vitamin & mineral) dalam ASI dapat menurun.
Apalagi yang perlu Bunda ingat, bahwa puasa atau tidaknya seorang ibu menyusui bukan bergantung pada ketersediaan stok ASI. Ibu yang tidak memiliki stok ASI yang cukup tetap diperbolehkan untuk berpuasa. Begitupun bagi ibu yang memiliki stok ASI yang banyak juga diperbolehkan untuk berpuasa. Karena baik puasa dan menyusui sama-sama merupakan ibadah yang dijalankan dengan niat yang tulus.
Baca Juga: 10 Menu Buka Puasa untuk Anak, Dijamin Doyan!
Mungkin banyak ibu menyusui yang merasa khawatir akan penurunan produksi ASI di awal puasa. Sebenarnya Bunda cukup memperhatikan asupan nutrisi yang baik dan mengatur aktivitas sehari-hari secara bijak. Karena memang seluruh asupan gizi (Kecuali vitamin A, E, dan C) cenderung menurun selama bulan Ramadan, termasuk bagi ibu menyusui.
Namun Bunda bisa menjaga produksi ASI agar tetap banyak, jadi penting bagi ibu menyusui untuk tetap memenuhi kebutuhan gizi harian, termasuk dengan mengonsumsi buah dan sayuran selama sahur dan berbuka puasa. Jangan lupa juga konsumsi makanan yang mengandung tinggi air guna mencegah dehidrasi, karena dehidrasi dapat mengakibatkan penurunan produksi ASI.
Tapi bila dirasakan penurunan jumlah ASI sangat berkurang, Bunda wajib membatalkan dan menggunakan rukhsoh keringanan dalam hukum puasa bagi ibu menyusui. Apalagi itu terjadi pada bayi yang berusia di bawah enam bulan, jadi bisa mengganti puasa atau membayar fidyah ya Bunda.
Jaga Hidrasi Tubuh dengan Baik Agar ASI Tidak Berkurang
Tubuh manusia dirancang dengan cermat sehingga puasa pada dasarnya tidak akan berdampak negatif pada kesehatan. Namun, terkadang terjadi situasi di mana kadar gula darah menurun. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti pusing, lemas, dan haus.
Jika Bunda mengalami gejala-gejala ini, segera hentikan puasa ya. Ini menandakan bahwa Bunda mungkin sudah mengalami dehidrasi. Dehidrasi pada ibu menyusui dapat mengakibatkan penurunan produksi ASI, yang pada gilirannya dapat mengurangi asupan ASI bayi. Makanya saat sedang menyusui biasanya diminta untuk memperbanyak asupan minum, karena memang sangat penting bagi banyaknya ASI yang dihasilkan.
Baca Juga: Rekomendasi Dokter Anak di Jakarta dan Sekitarnya
Kalau Bunda mengalami dehidrasi saat berpuasa, berikut beberapa hal yang harus dilakukan:
- Hentikan puasa segera.
- Konsumsi minuman isotonik.
- Istirahatlah secepatnya dan perbanyak tidur.
- Jika dalam waktu 30 menit Bunda masih merasa tidak nyaman, segera konsultasikan dengan dokter.
- Jangan lupa mengonsumsi buah yang banyak mengandung air untuk mengembalikan tubuh kembali normal
Demikianlah beberapa fakta tentang produksi ASI dan aturan berpuasa bagi ibu menyusui. Pada akhirnya, semua keputusan untuk berpuasa atau tidak saat menyusui harus didasarkan pada pertimbangan medis dan agama yang bijak. Hukum puasa bagi ibu menyusui dalam Islam sangat dipermudah kok Bunda.
Jangan lupa untuk selalu konsultasikan dengan tenaga medis atau ulama yang kompeten untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan agama. Ingat ya Bunda apapun keputusan Bunda untuk berpuasa atau tidak selama dalam jalan menyusui bayi itu tetap dianggap ibadah. Tidak perlu berkecil hati, selama ibu dan bayi sehat di bulan suci Ramadan.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjawab apa yang Bunda cari tentang hukum puasa bagi ibu menyusui. Semoga berkah ya Bunda di bulan Ramadan yang suci ini.