Leaking breast milk atau ASI bocor adalah hal normal, jadi Bunda tak perlu khawatir apalagi panik berlebihan, yang bisa memengaruhi emosi setelah melahirkan. Kalau ASI bocor, apalagi saat di jalan, memang jadi pengalaman memalukan. Karena pada pekan-pekan awal menyusui ASI bisa saja menetes tanpa diduga.
Namun, percayalah Bunda, sebagai ibu baru jangan menggap hal ini sebagai masalah. Walaupun terasa tak nyaman, pahamilah bahwa kebocoran ASI akan berkurang dan bahkan hilang sama sekali sesuai dengan stok ASI menurut kebutuhan bayi Bunda.
Baca Juga: 10 Tips agar ASI Banyak dan Kental
Ada juga kasus ketika ASI keluar padahal Bunda belum melahirkan. Kondisi Leaking Breast Milk itu biasa karena menyusui menjadi satu paket dengan melahirkan. Maka jelang melahirkan kadang ASI bocor terjadi.
Sekilas Tentang Kolostrum
Cairan yang keluar dari puting bisa saja berupa kolostrum, yakni cairan kaya protein dan antibodi yang diproduksi tubuh untuk bayi Bunda nantinya. Tubuh Bunda mulai mengeluarkan kolostrum sejak trimester awal hingga jelang melahirkan.
Baca Juga: 8 Cara Mengatasi Puting Lecet Saat Menyusui Bayi Baru Lahir
Namun, ada pula calon ibu yang tidak mengeluarkan kolostrum sampai waktu melahirkan datang. Kolostrum kadang disebut foremilk karena keluar sebelum ASI yang sesungguhnya.
Sebut saja sebagai cairan pra-ASI, yang juga dinamakan emas cair. Disebut demikian karena kolostrum punya banyak manfaat bagi bayi sebagai berikut.
- Pasokan nutrisi ideal untuk bayi yang baru dilahirkan
- Melindungi bayi dari ancaman infeksi
- Memudahkan bayi karena nutrisi ini mudah dicerna
- Punya efek pencahar, yaitu membersihkan mekonium (feses pertama bayi) dari saluran pencernaan. Jika mekonium tidak dibersihkan, bayi riskan terkena sakit kuning.
- Kolostrum membantu membangun mikrobioma usus yang lebih sehat.
Cairan dengan tekstur bening, putih krem, kuning, bahkan oranye ini adalah dipengaruhi oleh kandungan beta karoten di dalamnya. Setelah itu, kolostrum kental dan kadang sedikit lengket.
Kolostrum berbeda dengan ASI yang lebih matang. Tekstur ASI lebih creamy dan berwarna putih atau putih kebiruan. ASI mulai dihasilkan pada hari ketiga atau keempat pasca Bunda melahirkan.
Ketika kebocoran ASI terjadi
Ibu baru yang stok ASInya berlimpah boleh jadi akan mengalami kebocoran ASI lebih lama dibanding ibu lainnya. Dalam beberapa kasus, leaking breast milk mungkin merepotkan dan membuat frustrasi, terutama jika Bunda harus kembali bekerja setelah cuti. Untunglah cuti melahirkan kini cukup lama:
Saat payudara terlalu penuh, ASI bocor bisa terjadi karena proses menyusui dapat meredakan tekanan dan bahkan membantu mencegah masalah-masalah yang umum terjadi selama menyusui, misalnya pembengkakan payudara, saluran susu tersumbat, dan mastitis.
ASI juga bisa menetes dari payudara yang tidak digunakan untuk menyusui. Bahkan sekadar mendengar suara bayi Bunda atau mendengar tangisan bayi lain, ASI bisa menetes.
Saat Bunda mandi dengan air hangat, air juga bisa merangsang payudara untuk menetes. Begitu juga ketika Bunda melakukan hubungan intim dengan suami, leaking breast milk bisa pula terjadi.
Baca Juga: 3 Macam Pompa ASI untuk Kemudahan Menyusui
Saat mengalami orgasme dan stimulasi payudara, Bunda mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini dapat memicu refleks pelepasan selama menyusui, sehingga saat berhubungan badan pun ASI bisa bocor. Jika hal ini menimbulkan ketidaknyamanan, diskusikan dengan suami untuk mengetahui bagaimana perasaannya.
Alternatif lain, coba susui bayi sebelum Bunda berhubungan seks. Selain itu, Bunda bisa mengenakan bra menyusui yang cantik atau lingerie lainnya untuk membantu menahan kebocoran dan semprotan ASI tak terduga.
Tips Menghadapi Leaking Breast Milk
Berikut ini beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk menghadapi leaking breast milk agar aktivitas harian tetap nyaman.
1. Pakailah bantalan payudara
Letakkan bantalan ini di balik bra khusus menyusui. Tujuannya, bantalan akan menyerap ASI yang menetes sehingga mencegah Bunda malu saat terlihat orang ketika baju terkena bocoran ASI.
Ada juga bantalan menyusui yang terbuat dari kapas atau yang sekali pakai. Bantalan ini akan menyerap kebocoran dan menjaga pakaian Anda tetap bersih dan kering. Fungsinya mirip popok, yang harus diganti setiap kali basah untuk menghindari iritasi.
2. Sering-seringlah menyusui
Usahakan untuk sering menyusui bayi Bunda untuk mencegah payudara agar tidak terlalu penuh. Selain menenangkan bayi, Bunda juga bisa terhindar dari leaking breast milk. Tentu saja sesuaikan dengan kondisi bayi yang disusui.
3. Pompa ASI
Lakukan pemompaan ASI sesering mungkin saat Bunda tak sedang menyusui bayi. Jika Bunda harus kembali bekerja atau bepergian sehingga berjauhan dari bayi, usahakan untuk memompa ASI baik elektrik maupun manual.
Selain menghindari leaking breast milk, pemompaan akan membuat payudara lega dan ASI yang dihasilkan bisa disimpan dalam kulkas sebagai stok bagi bayi tercinta.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Pompa ASI Handsfree Terbaik 2024
4. Kenakan baju yang bisa menyembunyikan kebocoran
Terserah pilihan Bunda, pastikan memakai busana menyusui, atau blus dengan corak yang bisa menyamarkan kebocoran tak terduga.
Hindari memakai bahan sutra dan pilih baju dengan warna lebih gelap untuk mengaburkan jejak ASI bocor.
Memakai jaket, sweater, atau rompi juga tepat dipilih sebagai solusi untuk menutupi potensi kebocoran di jalan.
5. Sabarlah
Bunda harus bersabar menjalani proses menyusui dan mengalami leaking breast milk. Syukurilah ini sebagai berkah dari Tuhan yang mengizinkan Bunda menjadi ibu yang akan menyiapkana generasi baru. Tahapan ini akan jadi fragmen mengesankan nanti saat anak sudah dewasa.
Perlengkapan Menyusui GabaG
Perlengkapan Gabag untuk ibu menyusui biasanya mencakup berbagai produk yang membantu dalam penyimpanan dan transportasi ASI serta kebutuhan menyusui lainnya. Berikut adalah beberapa perlengkapan Gabag yang umum digunakan oleh ibu menyusui:
Baca Juga: Siapkan 7 Perlengkapan untuk Power Pumping Ini ya Bunda!
1. Tas Penyimpan ASI (Cooler Bag)
Tas dengan insulasi khusus untuk menjaga suhu ASI tetap dingin selama beberapa jam. Biasanya dilengkapi dengan ice gel pack untuk membantu menjaga suhu dingin.
2. Ice Gel Pack
Paket gel yang dapat dibekukan dan digunakan untuk menjaga suhu ASI dalam cooler bag. Tahan lama dan dapat digunakan berulang kali.
3. Breastmilk Storage Bags
Kantong penyimpan ASI yang aman dan steril. Biasanya memiliki penanda volume dan area untuk mencatat tanggal dan waktu pemompaan.
4. Breast Pump (Pompa ASI)
Alat untuk memompa ASI dari payudara ibu. Tersedia dalam berbagai jenis, termasuk manual dan elektrik.
5. Breast Pads
Bantalan sekali pakai yang digunakan di dalam bra untuk menyerap ASI yang mungkin bocor.
6. Nursing Cover
Penutup yang digunakan untuk memberikan privasi saat menyusui di tempat umum. Terbuat dari bahan yang lembut dan nyaman dengan berbagai macam motif menarik/
Dengan perlengkapan-perlengkapan ini, ibu menyusui dapat dengan mudah dan nyaman menyimpan, mengangkut, dan memberikan ASI kepada bayi mereka. GabaG hadir dengan berbagai produk yang akan mempermudah Bunda menyusui bayi hingga dua tahun.
Berapa lama Leaking Breast Milk berlangsung
Bagi beberapa ibu baru, kebocoran ASI akan berlangsung terus selama proses menyusui bayi dan bahkan saat menyapih. Sejujurnya, masih normal terjadi leaking breast milk hingga tiga pekan setelah balita Bunda berhenti menyusu.
Namun jika kebocoran ASI berlanjut setelah tiga bulan anak Bunda disapih, itu saatnya menemui dokter untuk berkonsultasi. Berbicara dengan ahli atau pakar akan mengurangi beban dan mendapatkan solusi.
Baca Juga: Tas ASI Terbaik Untuk Melengkapi Kebutuhan Menyusui
Yang perlu juga diingat, leaking breast milk dipengaruhi oleh pemicu fisik dan emosi, jadi Bunda perlu membangun kepercayaan diri selama menyusui bayi sampai menyapihnya. Selamat meng-ASIhi!