Semua orang sepakat bahwa ASI sangat bagus untuk bayi yang baru saja dilahirkan. Kolostrum sebagai ASI pertama tak bisa dilewatkan bagi bayi tercinta. Namun, Bunda wajib tahu tentang warna ASI, mana yang normal dan tidak sehingga bayi mendapat asupan bergizi, bukan sebaliknya. Karena pasti perubahan warna ASI ini membawa banyak pertanyaan buat Bunda dan akhirnya menjadi ragu untuk terus menyusui bayi. Padahal bayi sangat membutuhkan ASI Bunda loh!.
Secara umum ASI berwarna putih. Namun pada beberapa kasus, warna ASI bisa berubah, tergantung pada masa menyusui Bunda dan jenis makanan yang dikonsumsi ibu yang sedang menyusui, baik berupa rempah, obat-obatan, serta suplemen gizi.
Meskipun perubahan warna ASI tak perlu dikhawatirkan, Bunda tetap penting memahami seperti apa perubahan warna pada Air Susu Ibu yang termasuk normal dan mana yang tidak normal. Pemahaman yang tepat dapat membantu mengambil langkah sesuai kebutuhan bagi bayi. Cek disini lengkap penjelasannya ya Bunda!.
Warna ASI yang Normal
Sebelum memahami warna ASI, penting bagi Bunda untuk memahami kandungan kolostrum di dalam ASI. Kolostrum punya tingkat nutrisi yang tinggi untuk bayi meski tubuh Bunda hanya memproduksinya dalam jumlah terbatas.
Kolostrum biasanya terlihat putih dan jernih, tetapi kolostrum ada juga yang berwarna kuning, atau oranye dan kental. Tingkat beta-karoten yang tinggi dalam kolostrum menyebabkan perbedaan warna dan tekstur ini. Meski warnanya kuning tapi ASI yang mengandung kolostrum ini sangat bergizi dan bermanfaat loh Bunda!. Dan itu keluar di awal ketika Bunda sedang melakukan IMD atau Inisiasi Menyusui Dini.
Baca Juga: Power Pumping Sehari Berapa Kali? Ini Jawabannya!
Warna ASI mengalami perubahan dalam waktu beberapa pekan setelah Bunda melahirkan. Ini karena perubahan kandungan ASI yang terbilang normal terjadi. Ada beberapa tahap dalam perubahan warna pada ASI yang perlu diketahui sebagai berikut.
Tahap I: warna kolostrum putih kekuningan
Sebagai ASI pertama yang keluar menjelang melahirkan hingga beberapa hari pertama setelah bayi lahir, kolostrum berwarna putih kekuningan atau jingga akibat tingginya kandungan beta-karoten.
Di dalam kolostrum terkandung protein, vitamin, dan imunoglobulin yang sangat penting untuk membangun sistem kekebalan tubuh bayi setelah dilahirkan. Begitu penting kolostrum ini maka inisiasi menyusui dini (IMD) sangat dianjurkan. Jangan sampai terlewatkan ya Bunda! Tentunya selama kondisi ibu dan bayi sehat.
Tahap II: ASI peralihan berwarna putih
Pada tahap berikutnya, ASI peralihan muncul di akhir produksi kolostrum dan berlangsung selama dua pekan. Jika sebelumnya warna ASI putih kekuningan atau jingga, maka kini warnanya berubah menjadi putih. ASI peralihan juga penting karena mengandung lemak, laktosa, dan vitamin yang kaya.
Tahap III: warna ASI matang jernih kebiruan dan putih pekat
Pada tahap ketiga, muncullah ASI matang setelah masa peralihan terlewati. Ada dua macam ASI matang, yakni foremilk yang keluar saat kali pertama memompa dan hindmilk yang muncul setelah foremilk.
Warna foremilk agak jernih dan kebiruan lantaran mengandung banyak air, sedangkan warna ASI hindmilk adalah putih pekat berkat tingginya kandungan lemak.
Mengenal Perubahan Warna ASI yang Tak Normal
Meskipun warna ASI tampak tak normal, umumnya minum ASI seperti ini tidak berbahaya bagi bayi yang disusui. Pasalnya, ternyata warna pada ASI ini dipengaruhi oleh makanan, minuman, atau obat-obatan yang dikonsumsi oleh Bunda yang menyusui.
Baca Juga: Hukum Puasa Bagi Ibu Menyusui, Jangan Takut ASI Kurang!
1. Warna ASI kehijauan
Ketika ibu menyusui mengonsumsi terlalu banyak makanan berwarna hijau, seperti sayur bayam, maka warnanya bisa berubah menjadi kehijauan. Asupan suplemen atau obat diet juga bisa membuat ASI kehijauan.
2. Warna ASI kemerahan
ASI berwarna kemerahan akibat makanan atau minuman yang mengandung pewarna. Misalnya, minuman bersoda, jus, atau minuman kemasan yang berwarna merah. Meskipun tak berbahaya, ibu menyusui lebih baik menghindari minuman kemasan berwarna, kecuali jus yang menyehatkan.
3. Berwarna kecoklatan
Ini yang wajib diwaspadai, yaitu saat warna ASI kecokelatan, biasanya karena mengandung darah akibat luka pada puting. Jika warnanya cokelat muda dan hanya berlangsung sebentar, maka kandungan darah hanya sedikit dan ASI aman bagi bayi.
Namun jika warna ASI adalah cokelat gelap, itu artinya terdapat banyak kandungan darah. Segera hentikan penyusuan dan konsultasikan dengan dokter.
4. Warna ASI hitam
Jika warnanya ASI menjadi agak hitam, bisa jadi itu adalah efek samping penggunaan antibiotik berjenis minosiklin. Jenis antibiotik ini sebenarnya tidak direkomendasikan bagi ibu menyusui, jadi sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat terbaik.
Intinya, warna pada ASI yang tampak tidak biasa sebenarnya tak perlu dirisaukan. Berbeda jika perubahan warna air susu ibu itu berlangsung lama atau disertai demam, nyeri, ataupun perdarahan di payudara, maka saatnya Bunda memeriksakan diri ke dokter agar ditangani dengan tepat.
Rekomendasi Makanan untuk Ibu Menyusui
Bunda tentu menghendaki ASI yang bermutu sehingga bayi mendapatkan kecukupan nutrisi selama disusui. Berikut ini cara yang bisa Bunda tempuh untuk memperbaiki kualitas ASI dengan cara mengonsumsi beberapa makanan tertentu.
Baca Juga: Ini Dia 5 Makanan yang Mengandung Asam Folat untuk Ibu Hamil
1. Sawo
Sawo ternyata tinggi kalori dan sangat bermanfaat bagi ibu menyusui. Dengan karakter juicy, sawo juga kaya serat untuk membantu Bunda terhindar dari sembelit. Tak heran sangat dibutuhkan karena proses menyusui membakar kalori sehingga membuat Bunda cepat lapar.
2. Jeruk
Sebagai sumber Vitamin C yang sangat produktif, jeruk cocok dikonsumsi ibu menyusui. Vitamin C dibutuhkan lebih banyak saat menyusui ketimbang ketika Bunda hamil. Kalau bisa usahakan makan dua buah jeruk setiap hari atau setara 120 miligram.
Menurut situs bbcgoodfood.com, Vitamin C berperan penting dalam pertumbuhan dan perbaikan jaringan, serta perkembangan tulang dan gigi. Selain jeruk, vitamin C bisa Bunda dapatkan dari buah citrus, kiwi, dan tomat.
3. Pisang
Kandungan potassium dalam pisang bagus untuk mengatur elektrolit dan keseimbangan cairan di dalam tubuh ibu menyusui. Ibu menyusui akan sulit memproduksi ASI dengan lancar jika tidak memiliki pasokan cairan memadai dalam tubuhnya.
Selain itu, pastikan Bunda mengonsumsi makanan yang kaya kandungan kalsium seperti aneka jus, sereal, susu kedelai, yogurt, dan tahu. Yang perlu diwaspadai selama menyusui adalah konsumsi kafein karena bisa mengganggu kenyamanan tidur bayi Bunda.
Baca Juga: Cara Menghangatkan ASI Agar Tetap Bernutrisi Bagi Bayi
Yang pasti Bunda jangan terlalu khawatir ya, selama warna ASI meski berbeda tapi masih normal akan sangat bermanfaat untuk bayi sesuai usia dan kebutuhannya saat itu. Jadi terus semangat menyusui ya Bunda. GabaG akan selalu mendukung ibu menyusui kapan dan di mana saja dengan produk terbaik dan aman selama menemani perjalanan mengASIhi. Semangat terus ya Bunda!.