Meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI bisa dengan berbagai cara, salah satunya dengan teknik pengosongan payudara lebih cepat. Yang umum dilakukan oleh ibu menyusui biasanya power pumping dan cluster pumping. Keduanya dipercaya dapat menaikkan produksi ASI lebih banyak jika dilakukan secara konsisten.
Sebenarnya apa itu teknik cluster pumping? Apa perbedaannya dengan power pumping? Dan kira-kira mana yang lebih efektif? Untuk menjawab rasa penasaran Bunda, baca selengkapnya di sini ya Bunda!.
Apa Itu Cluster Pumping?
Cluster pumping adalah salah satu teknik dalam meningkatkan volume ASI ibu menyusui. Biasanya bayi sering mengalami growth spit atau cluster feeding. Masa-masa itu sangat membantu mempercepat pertumbuhan, sehingga bayi sangat membutuhkan ASI di waktu tersebut.
Biasanya bayi akan menjadi sering menyusu baik ASIP maupun DBF, tapi jeda waktunya menjadi lebih singkat. Jadi Bunda mau tidak mau harus bisa memberikan ASI lebih banyak lagi untuk bayi. Hal ini membutuhkan usaha, salah satunya dengan cluster pumping.
Waktu untuk tenik perah cluster ini bisa dilakukan kapan saja bahkan pada saat Bunda sedang berada di kantor sekalipun. Namun walau bisa dilakukan sambil beraktivitas, Bunda harus tahu kalau saat melakukan cluster pumping ini butuh waktu yang lama. Benar, teknik memerah ASI ini membutuhkan waktu 3 jam setiap harinya. Jadi Bunda benar-benar harus meluangkan waktu meski sedang beraktivitas harian seperti biasa. Sangat cocok untuk Bunda yang bekerja kantor dan memiliki waktu sedikit untuk pumping selama di kantor.
Baca Juga: Mengenal Teknik Power Pumping Untuk Meningkatkan Produksi ASI
Cara Melakukan Cluster Pumping
Cukup mudah untuk melakukan cluster pumping. Hampir sama dengan saat Bunda memerah ASI seperti biasa. Untuk melakukan pumpingnya, Bunda bisa memerah ASI menggunakan tangan atau pompa ASI. Tinggal gunakan yang lebih memudahkan Bunda saja sesuai kebutuhan.
Tahu tidak kalau memerah ASI dengan teknik ini memakan waktu selama 3 jam. Lalu setiap sesi pumping akan ada jeda istirahat 30 menit sebelum melakukan sesi pumping berikutnya. Pasti Bunda akan lebih mudah kalau memakai pompa ASI elektrik handsfree yang memiliki dua corong (Double pump). Berikut cara melakukan cluster pumping yang benar!.
Pumping selama 10 menit
Jeda selama 30 menit
Pumping kembali selama 10 menit
Jeda selama 30 menit
Pumping dilanjutkan lagi selama 5 menit
Jeda selama 30 menit
Kemudian, pumping selama 5 menit
Jeda selama 30 menit
Pumping kembali selama 10 menit
Jeda selama 30 menit
Pumping selama 5 menit
Jeda selama 30 menit
Kemudian, pumping terakhir selama 5 menit
Cluster Pumping VS Power Pumping, Mana yang Lebih Baik?
Jika ditanya lebih baik mana antara cluster pumping atau power pumping? Pasti Bunda penasaran, apalagi keduanya merupakan teknik meningkatkan ASI dalam waktu cepat bila dilakukan secara konsisten.
Tapi ternyata keefektifan teknik meningkatkan ASI ini semua tergantung pada kebutuhan dan kondisi Bunda masing-masing. Mengingat situasi dan kebutuhan ASI perharinya tiap bayi tidak selalu sama.
Namun bila Bunda urai satu-satu, masing-masing punya kelemahan dan kekurangan seperti berikut:
1. Dilihat dari Waktu Memerah ASI
Untuk power pumping lebih banyak dilakukan saat pagi dini hari. Dimana hormon prolaktin sedang tinggi-tingginya. Jadi power pumping memiliki jadwal yang tetap dan terjadwal setiap harinya. Sekali sesi cluster pumping dilakukan dalam waktu 3 jam.
Cluster pumping bisa Bunda lakukan kapanpun diperlukan tapi tidak punya jadwal yang tetap. Bunda bisa melakukan teknik perah tersebut hanya saat dibutuhkan saja. Tidak perlu memakan waktu hingga 1-2 minggu seperti power pumping. Sekali sesi power pumping hanya butuh waktu selama sejam saja
Baca Juga: Kenali Jam Terbaik Power Pumping Agar ASI Maksimal
2. Kemudahan dalam Memerah ASI
Karena durasi power pumping lebih singkat hanya sejam setiap hari dalam 1-2 minggu saja, banyak yang beranggapan lebih mudah melakukannya dalam memerah ASI. Cluster pumping dianggap lebih banyak membutuhkan waktu dan usaha, karena durasi yang lama. Padahal Bunda bisa melakukannya kapan saja tanpa harus terbangun dini hari hanya untuk pumping.
Baca Juga: Power Pumping Single Pump: Manfaat dan Cara Melakukannya Demi ASI Untuk Bayi
3. Teknik Tergantung Pompa ASI yang Dimiliki
Baik power pumping atau cluster pumping, keduanya sama-sama banyak menggunakan pompa ASI. Untuk power pumping Bunda bisa menggunakan pompa ASI ganda, pompa ASI single pump atau pakai tangan atau juga DBF.
Tapi khusus pada cluster pumping, Bunda harus menggunakan dua corong atau double pump. Ini agar lebih mudah saat memerah ASI.
Sebagai pengingat kembali single pump adalah pompa dengan menggunakan satu corong. Lalu perah ASI pada setiap payudara secara bergantian. Sedangkan double pump adalah memerah ASI menggunakan jenis pompa dua corong, sehingga Bunda bisa melakukan pumping secara bersamaan pada kedua payudara.
Baca Juga: Rekomendasi Pompa ASI Elektrik yang Bagus untuk Busui Pekerja
4. Tingkat Stres Untuk Pumping
Banyak yang bilang kalau cluster pumping lebih efektif untuk meningkatkan jumlah ASI perah. Jumlah ASI yang didapat akan lebih banyak, meski memang membutuhkan waktu yang lama dan Bunda tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
Namun power pumping sangat cukup untuk mencapai jumlah ASI perah yang diinginkan untuk mencukupi kebutuhan si Kecil loh Bunda. Selain itu Bunda juga tidak merasa lebih stres karena waktunya hanya sejam. Tapi Bunda pasti akan lebih ngantuk karena dilakukan dini hari, dimana ini hormon prolaktin sedang tinggi-tingginya.
Tapi karena tingkat stres tiap ibu berbeda, jadi ini tergantung pada masing-masing Bunda. Lebih nyaman mana, cluster pumping atau power pumping?.
Baca Juga: Mengenal Power Pumping Double Pump Untuk ASI Lebih Banyak dan Hemat Waktu
5. LDR Lebih yang Dirasakan Selama Sesi Pumping
Bunda dapat mempertimbangkan cluster pumping atau power pumping ketika ingin meningkatkan jumlah ASI perah. Pada keduanya, Bunda bisa sama-sama merasakan adanya LDR atau Let Down Reflex saat pumping. Let down reflex merupakan refleks keluarnya ASI dari payudara, ketika saraf dalam payudara terstimulasi oleh hisapan bayi atau alat pumping ASI. Ini akan memberikan sinyal kepada tubuh untuk mengeluarkan hormon oksitosin lebih banyak dan ASI lebih banyak lagi.
Pada tiap ibu berbeda ya Bunda, ada yang saat cluster pumping sering merasakan LDR. Tapi ada juga yang bilang kalau saat power pumping lebih banyak merasakan LDR. Yang pasti keduanya sama-sama bisa meningkatkan ASI secara signifikan dan dapat membuat LDR selama masa pumping.
6. Payudara Lebih Sakit
Cluster pumping dirasa banyak membuat payudara lebih sakit. Padahal memiliki banyak jeda, durasi lama dan lebih fleksibel waktunya. Namun durasi yang lama itulah yang membuat payudara lebih sakit.
Sedangkan power pumping yang hanya memerlukan waktu satu jam saja, jarang yang mengeluh payudara sakit. Ini karena durasi lebih singkat dan biasanya Bunda sudah melakukan DBF kembali pada bayi pada jam-jam subuh.
Baca Juga: Siapkan 7 Perlengkapan untuk Power Pumping Ini ya Bunda!
7. Tetap Harus Melakukan DBF
Meskipun sudah melakukan pumping, jangan lupa sebaiknya tetap menyusui bayi secara langsung ya. Ini akan membentuk ikatan bonding lebih erat antara Bunda dan bayi. Jadi pumping jalan, DBF juga tetap dilakukan.
Baca Juga: Jangan Sedih, Ini Alasan Hasil Power Pumping Sedikit!
Itu tadi beberapa hal tentang apa itu teknik cluster pumping yang perlu Bunda tahu sebelum memutuskan ingin menggunakan teknik apa untuk menaikkan produksi ASI. Semangat ya Bunda terus mengASIhi bersama GabaG Indonesia.